Taklama kemudian, K.H. Ahmad Buchori Masruri turut pula menjadi salah satu pencipta lagu bagi Nasida Ria dengan nama samaran Abu Ali Haidar. Nasida Ria melejit pada album kelima dengan hits berjudul Perdamaian yang dirilis sekitar tahun 1980-an. Banyak yang cinta damai, tapi perang makin ramai, begitu penggalan lirik Perdamaian yang tercatat Video sembilan ibu-ibu bernyanyi diiringi latar cuplikan manuver pesawat tempur dan letusan bom kacau balau belakangan rutin beredar di sosial media. Mereka bernyanyi, ā€œBila bom nuklir diledakkan, akan musnah kehidupan di dunia….ā€ Saya yakin, kalau pernah melihat cuplikan video tadi, anda tak bisa membaca lirik di atas tanpa ikut menyanyikan nadanya. Video viral itu berasal dari salah satu klip lagu Nasida Ria, kelompok qasidah modern asal Semarang. Lima tahun belakangan, Nasida Ria booming di kalangan anak muda yang memakai jilbab atau mengaji saja enggan setengah mati. Penampilan dan lirik-lirik yang terasa sekuler—sebagian malah futuristik—memberi aura berbeda bagi Nasida tahun terakhir, video lagu-lagu Nasida Ria sering tersebar sebagai meme. Siapapun sulit tidak terpukau menyaksikan sekelompok muslimah menyanyikan lirik tentang otomatisasi mesin menggeregoti buruh kerah biru, pentingnya jurnalisme yang akuntabel dan independen, hingga anjuran agar tidak terisap dalam dunia awalnya bahan lelucon, lagu-lagu Nasida Ria yang dulu hanya populer di playlist ibu-ibu pengajian atau pesantren sekarang dinyanyikan anak-anak muda yang kerap dituduh hipster. Bahkan mereka diundang ke berbagai acara musik indie populer. Karena itulah VICE meluncur ke Semarang, bertemu langsung kelompok Qasidah kami menemui Choliq Zain, anak H. Mudrikah Zain selaku pendiri Nasida Ria, di warung soto ayam jalan raya tugu Semarang yang sekaligus menjadi basecamp kelompok qasidah tersebut. Choliq Zain menjadi manajer Nasida Ria sejak 1992, selepas ayahnya meninggal. Dinding warung soto bercat hijau muda ini sekaligus difungsikan sebagai wall of fame, tertempel foto-foto Nasida Ria dari berbagai era. Di salah satu pojoknya, rak piring bersanding seperangkat sound system yang konstan memutar lagu-lagu Nasida Ria menemani pelanggan makan soto. ā€œIni warung sejak tahun 2000, untuk memutar uang. Kalau enggak gini bisa bablas nanti tabungannya,ā€ ujar Choliq. Kelompok qasidah dengan anggota seluruhnya perempuan ini terbentuk 1975. Rupanya, sekarang Nasida Ria sudah sampai generasi ketiga. Anggotanya saat ini terdiri dari Hj. Rien Jamain, Hj. Muthoharoh, Hj. Afuwah, Hj. Nur Janah, Hj. Hamidah, Hj. Nadhiroh, Hj. Nur Hayati, Sofiatun, dan Tantowitah. Pada mulanya, mereka dikumpulkan oleh HM Zain sebagai kelompok belajar mengaji, lantas beralih rupa menjadi kelompok qasidah rebana. Setelah makin populer diundang ke berbagai acara religi, walikota Semarang yang saat itu menjabat memberi organ sebagai alat musik pertama Ria muncul dengan ciri khas menonjol, mengingat selama dekade 70’an di Indonesia belum ada grup qasidah didominasi perempuan memainkan alat musik modern lengkap. Alat musik modern menolong grup ini sehingga tak perlu terpatok pakem irama gambus padang pasir. ā€œKalau dulu di Indonesia itu cuma ada kelompok rebana, kalaupun ada mesti campur laki-perempuan." Terbentuklah format Nasida Ria seperti sekarang. Nama Nasida Ria artinya lagu-lagu dakwah gembira yang berasal dari kata nasyid dan ria. Sejak awal jumlah personil mereka selalu sembilan perempuan. Album pertama mereka Alabaladil Makabul rilis 1978, segera disusul popularitas mereka sepanjang dekade 80-90’an berkat lagu ā€œKota Santriā€, ā€œBom Nuklirā€, ā€œNabi Muhammad Mataharinya Duniaā€, dan ā€œPerdamaianā€.Lirik lagu-lagu Nasida Ria, seperti disinggung sebelumnya, seringkali membuat pendengar mengernyit. Kadang terlalu cult disebut lagu Islami, tapi terlalu Islami pula untuk dijuluki cult. Mayoritas lirik Nasida Ria diciptakan oleh Kyai Ahmad Buchori Masruri memakai nama alias Abu Ali Haidar. ā€œLagu-lagu Nasida Ria itu futuristik. Kayak Tahun 2000’ dan Jangan Jual Ginjalmu’ itu dibuat tahun 80’an, tahun segitu kan belum ada toh yang jual ginjal. Bom Nuklir’ juga, sekarang kan udah mulai mau perang nuklir. Itu semua lagu sebenarnya ramalan. Bukan ramalan klenik, tapi membaca situasi. Jadi lagu yang tahun ini, entah akan kejadian tahun 2000 berapa nanti,ā€ kata Choliq bangga. Saat ini, Nasida Ria dalam proses akhir menyelesaikan album ke-35 mereka. Choliq menceritakan lirik satu lagu baru, judulnya Semakin Transparan’ yang meneruskan konsep futuristik ala Nasida Ria. "[Liriknya] menunjukkan bagaimana teknologi membuat kita makin transparan satu sama lain, informasi, batas, media. Apapun,ā€ ujarnya. Nasida Ria adalah petualang panggung sejati. Orderan menyanyi mereka merentang dari hajatan pernikahan, khitanan, pengajian, festival Jazz, acara musik indie, sampai festival musik islam internasional seperti Die Garten des Islam di Berlin, Jerman pada 1994 dan Festival Heimatklange pada 1996. Menghadapi perbedaan audiens di panggung, para personel Nasida Ria tak pernah satu ini regenerasi personel Nasida Ria terus berjalan dan sudah disiapkan dengan seksama dan jangka panjang oleh Choliq Zain. Saat ini Choliq Zain turut mengelola Ezzura, grup qasidah perempuan yang umur personelnya berkisar 20-an tahun. Empat personel Ezzura biasanya jadi additional player saat Nasida Ria manggung. Di bawahnya, ada Qasidah Tanpa Nama yang anggotanya anak-anak SD dan SMP. Seperti sistem naik kelas, mereka ini nantinya akan menjadi personel Nasida Ria ketika waktunya telah tiba.ā€œHarus latihan di grup-grup ini dulu, kalau langsung ke Nasida Ria nanti jomplang secara pengalaman dan penampilan, memang disiapkan jangka panjang,ā€ ujar Choliq. Sebagai manajer, Choliq tetap ingin mempertahankan visi misi Nasida Ria sejak awal kelompok ini adalah alat dakwah untuk menggembirakan orang banyak. Kami juga sempat bertanya apa saja syarat menjadi personel Nasida Ria, jawaban Choliq adalah 1 perempuan, 2 umur maksimal 15 tahun. Modal lain tentu saja suara bagus, diutamakan yang bisa qiro’ah. Choliq bilang, kalau bisa calon penyanyi dari keluarga tidak mampu, jadi sekalian menolong mereka. Kemampuan bermusik nol tak masalah, nanti dilatih ketika kurang afdol bila personel Nasida Ria tak sekalian kami temui. Saat ini, hanya ada dua personel generasi pertama sejak 1975 yang masih aktif di panggung. Salah satunya Hj Rien Jamain, bertugas sebagai MC, pembetot bass, sekaligus vokalis Nasida Ria. Jika sedang tidak ngeband’, Rien Jamain adalah seorang ibu rumah tangga yang aktif berkegiatan di masjid dekat rumahnya, kawasan Gunung Pati, Indonesia Saat bergabung di Nasida Ria, Ibu Rien usianya berapa? Rien Jamain Masih kecil, berapa ya? Mungkin 17-18 tahun, pokoknya belum sampai 20 tahun. Mas Choliq Zain aja masih kecil, masih SD. Saya dari generasi pertama, kalau sekarang isinya udah campur. Ya semoga bisa langgeng, karena niatnya dakwah lewat seni. Dari awal gabung sudah bisa main alat musik Bu? Belajar dulu, kan pas saya ikut dulu alat musiknya masih pakai rebana aja. Terus baru lengkap dan latihan, kami mengundang guru musik dari RRI waktu itu. Nasida Ria total menghasilkan berapa album sih bu? Album mana paling disukai pendengar? 34 album volume atau reguler. Tapi ada juga Pop Song, Arabic Song, Top Hits, macem-macem. Masalahnya gini, contohnya kami rekaman 13 lagu, yang masuk kaset kan 10. Nah sisanya dikumpulkan jadi album baru. Sudah ratusan itu, enggak bisa dihitung. Kami sendiri malah enggak punya kasetnya, tapi penggemar Nasida Ria yang dari dulu pasti hafal lagu-lagu Nasida Ria dari awal, punya kasetnya juga. Sering ada yang nanyain lagu, kami malah lupa [tertawa]. Orang-orang sukanya lagu-lagu lama, lagu baru kayaknya jarang yang suka tuh. Sukanya lagu-lagu kuno yang jaman dulu. Jadi emang musiknya Nasida Ria itu dipengaruhi musik Arab? Iya. tapi ya enggak Arab banget. Lebih ke qasidah modern. Kalau Arab musiknya memang lain, kendangnya kan bukan kendang dangdut, tapi kalau lagu qasidah modern kendangnya agak ke dangdut. Lha, kamu kenapa wawancara Nasida Ria?Soalnya saya ngeliatnya Nasida Ria mulai didengerin anak-anak muda, apalagi sejak kalian tampil RRRECT Fest. Wah iya, kemarin itu diundang lagi di apa itu…. Holy Market? Iya.. di Gudang Sarinah. Sempat kecelakaan lho pas itu. Anak-anak muda itu apa namanya… [berpikir] kalau nggak salah namanya Ruang Rupa. Itu mereka bawa poster Nasida Ria besar sekali di tengah hutan di Sukabumi. Itu mereka sampai bikin kaos syair ā€œBom Nuklirā€, tapi ada yang salah [tertawa]. Masya Allah, saya bersyukur anak-anak muda kok menggapai lagu-lagu religi, itu berarti peningkatan untuk agama. Alhamdulillah aku seneng kalau anak muda seneng lagu qasidah. Berarti Allah memberi hidayah pada anak-anak muda. Kebetulan syair-syair Nasida Ria kan benar-benar riil ada di dunia ini, tentang lingkungan, agama, apa saja, hampir semua hal ada di lagunya Nasida di kalangan anak muda, sering video klip Nasida Ria dipotong, terus diunggah ke sosial media sebagai meme buat lucu-lucuan. Menurut bu Rien gimana? Enggak apa-apa, yang penting niatnya baik dan enggak merugikan Nasida Ria. Kalau dengan begitu anak-anak muda jadi mendengarkan qasidah dan tersentuh dengan syair Nasida Ria kan baik. Soalnya anak-anak muda itu susah kalau disuruh mendengarkan nasehat dari orang tua. Asal niatnya baik, apapun Insya Allah bisa jadi akhlakul sebagian tafsir Islam, ada anggapan perempuan tampil di depan’ itu tabu, bahkan katanya main musik itu haram. Sementara anda perempuan berjilbab, menyanyi di panggung. Menurut Bu Rien gimana? Memang kalau yang agamis betul-betul, sampai sekarang pun ada yang tidak memperbolehkan. Pernah ada yang mengundang [Nasida Ria] di Kudus, itu juga dilarang pakai seruling, katanya ngundang setan. Tapi niatnya dari rumah kan ibadah dan dakwah lewat seni. Kita goyangnya juga enggak kayak dangdut, tidak mengundang maksiat. Pakaian pun sopan, menutup aurat. Sekarang sih banyak ulama yang seneng sama Nasida Ria, tapi ada juga yang tidak seneng dengan wanita bermusik. Kita aja yang menyikapinya gimana. Kalau emang beliau nggak suka, paling ya cuma nggak ngundang kan? Sampai sekarang toh kita masih sering diundang ulama berpose di depan warung makan Nasida Rien kan dari generasi pertama, mengikuti 42 tahun perkembangan Nasida Ria apa yang dirasakan? Dari generasi dulu sampai sekarang tetap solid, nama Nasida Ria udah seperti itu jadi harus benar-benar dijaga. Kalau kesulitan pasti ada, tapi kita selalu berhati-hati dalam melangkah, bicara, apalagi kan saya sekarang masih menyimpan keinginan konser di negara tertentu? Brunei. Dulu pas tampil di Malaysia tinggal sedikit kan sampai Brunei, tapi enggak jadi. Kebetulan juga punya lagu ā€œBrunei Darussalamā€. Kami ingin ke sana, moga-moga Allah meridhoi. Style fashion manggung siapa yang ngurus? Kostum itu kita musyarawah bersama. Misalnya tampil di Tegal kemarin pakai baju apa ya? [Itu didiskusikan dulu] kalau mau tampil di Tegal lagi. Kalau [jadwal manggung] dekat ya ganti kostumnya. Kalau jauh, enggak apa-apa pakai yang kemarin. Tips menjaga performa di panggung kayak apa? Pokoknya kami seneng aja, dan banyak bersyukur. Kita memang dieman-eman dirawat biar jangan tampak tua dulu [tertawa].Musisi idola ibu siapa? Rhoma Irama. Akhirnya pernah tampil bareng juga sama Rhoma, dinasehati biar Nasida Ria harus terus dijaga soalnya jarang ada yang kayak kami. Sudah ada rencana pensiun dari Nasida Ria? Kalau rencana punya. Pokoknya nanti kalau sekiranya udah enggak pantes ada di panggung ya saya tahu diri. Selama nyanyinya masih oke, masih banyak penggemar, dan masih bisa menyesuaikan dengan teman-teman di panggung ya masih mau terus manggung. Jakarta Grup musik religi asal Indonesia, Nasida Ria diketahui go internasional karena baru saja tampil dalam ajang Documenta Fifteen di Kassel, Jerman. Selain dengan reaksi para penonton dan penggemar mereka, antusias telah terlihat dari beberapa unggahan di akun Instagram Nasida Ria menjelang penampilan mereka di Documenta Fifteen, salah satunya memperlihatkan sesi latihan Nasida Ria. Siapa tidak kenal dengan nama Nasida Ria? Grup qasidah ini sempat mencuri perhatian saat menjadi bintang iklan Ramayana beberapa waktu silam. Kali ini, Nasida Ria kembali mencuri perhatian. Grup asal Semarang ini baru saja tampil di Jerman pada 18 Juni 2022 dalam acara Documenta Fifteen tepatnya di, Kassel, Jerman, lho Moms!Momen ini pertama kali dibagikan melalui akun Instagram nasidariasemarang dan membawa banyak komentar positif. Tentunya momen ini sangat membanggakan ya kasidah yang beranggotakan ibu-ibu ini pastinya membawakan lagu khas mereka sambil mengenakan gamis dengan perpaduan warna hitam dan kuning yang acara Documenta Fifteen grup Nasida Ria membawakan beberapa judul lagu, seperti Kota Santri, Dunia dalam Berita, Perdamaian, dan Bila Bom Nuklir ketika grup Nasida Ria mulai bernyanyi, semua orang yang hadir dalam acara tersebut turut berjoget. Baik dari warga lokal Jerman maupun turis Indonesia yang sedang ini pun disebut-sebut netizen sebagai penampilan legendaris yang membanggakan! Tapi rupanya tidak hanya di Jerman saja, lho ini juga pernah tampil di negara lainnya. Yuk, simak fakta Nasida Ria, di sini!Baca Juga Alat Musik Bonang Sejarah, Fungsi, Jenis Alat Musik, dan Cara MemainkanFakta Nasida RiaIni dia Moms fakta menarik dan membanggakan dari grup qasidah satu ini!1. Sudah Bertahan Selama 47 TahunFoto foto jadul nasida ria Foto jadul grup Nasida Ria qasida Nasida Ria ini dibentuk pada tahun 1975 dan sudah bertahan selama 47 tahun, Moms! Artinya grup ini sudah menemani penggemar sejak lama, grup ini dibentuk oleh seorang pemuka agama Islam di Semarang bernama HM Zain. Nama Nasida Ria sendiri memiliki arti yang artinya nyanyian sedangkan Ria adalah gembira atau bahagia. Jika digabungkan Nasida Ria memiliki arti nyanyian qasida ini awalnya beranggotakan 9 orang namun sekarang bertambah menjadi 11 Pernah Tampil di Luar NegeriFoto grup nasida ria tampil di jerman Foto Nasida Ria yang tampil di Jerman sebelum baru-baru ini mereka tampil di Jerman, grup Nasida Ria sudah pernah tampil di luar negeri, Moms!Pada 1998 mereka sempat tampil di Malaysia untuk memperingati 1 Muharam. Mereka juga pernah tampil di Berlin pada festival musik Islam internasional bernama Die Garten des Islam tahun di 1996 mereka tampil kembali di Festival Heimatklange di 10 tahun berkarir, grup ini mulai merambah generasi muda dengan tampil di acara RRREC FEst 2016 yang dikenalkan oleh Komunitas Ruangrupa RURU di ketinggalan, mereka juga tampil di acara musik yang sangat dikenal bagi anak muda yaitu Syncronize Fest 2018 dan Juga Perjalanan Karier Donny Suhendra, Gitaris Legendaris Indonesia yang Meninggal Dunia3. Unjuk Gigi Di JermanBaru-baru ini Nasida Ria kembali unjuk gigi di kancah internasional, Moms! Tepatnya mereka tampil di Jerman pada 18 Juni 2022 yang mereka bawakan pun turut didengar oleh warga lokal Jerman dan mereka ikut bergoyang sesuai irama lagu yang dibawakan Nasida begitu, pastinya lagu qasidah ini semakin dikenal hingga internasional, Moms. Sangat membanggakan, ya!4. Bermodalkan RebanaNasida Ria terbentuk di Semarang dan awalnya, grup musik ini hanya bermodalkan rebana saja lho, setelah Wali Kota Semarang yang menjabat pada tahun 1980-1990, Iman Soeparto Tjakrajoeda menggemari mereka, rupanya sang wali kota menyumbangkan suatu organ untuk membantu Nasida hanya itu, Iman juga mendukung Nasida Ria untuk juga memperlancar pelajaran musik hingga akhirnya mereka mendapatkan dan menggunakan gitar bas, biola, dan Juga Profil Donny Suhendra, Gitaris Legendaris yang Meninggal Dunia5. Meraih Sejumlah PenghargaanFoto grup nasida ria Foto grup Nasida Ria Ria telah memenangkan beberapa penghargaan, termasuk dari PWI pada tahun hanya itu, lagu mereka yang berjudul "Perdamaianā€ kerap diputar di radio pada musim Lebaran selama berpuluh tahun serta pernah dinyanyikan kembali oleh band Gigi pada album mereka Raihlah lain yang juga dinyanyikan artis papan atas adalah "Kota Santri" yang dinyanyikan oleh Krisdayanti dan mantan suaminya Anang Juga Sudah Nonton 7 Iklan Ramadan Ini? Dari Yang Mengarukan Sampai Yang Bikin Ngakak!6. Siap RegenerasiTak ingin Nasida Ria menjadi kenangan, mereka bersiap untuk melakukan regenerasi ini dilakukan dengan membuka audisi dengan beberapa kriteria, seperti perempuan yang bersuara bagus dan memiliki kemampuan umur maksimal 15 tahun, bersedia tinggal di Semarang dan yang paling penting memiliki akhlak yang Membawakan Ribuan LaguFoto nasida ria di tahun 80an Foto grup Nasida Ria di tahun 80-an pertama dibentuk, ribuan lagu bernada Islami sudah dinyanyikan oleh Nasida Ria. Sedangkan jumlah lagu asli mereka lebih kurang 350 dalam sebanyak 35 ribuan lagu yang pernah mereka bawakan, yang paling terkenal adalah Perdamaian yang hingga kini masih sering didengar, Moms!Baca Juga Ide Konten di Bulan Ramadhan Wajib Moms Ikuti8. Nasida Ria di Synchronize Fest 2018Nah, seperti yang sudah disinggung di atas, Nasida Ria mulai merangkul generasi muda melalui lagu-lagunya yang terbilang grup musik senior yang tak terlalu dikenal oleh kaum milenial, namun ternyata Nasida Ria akan tampil dalam Synchronize Fest Promosindo dan Demajors, penyelanggara festival, rupanya akan menghadirkan Nasida Ria. Tak hanya mereka, ada pula raja dangdut, Rhoma Iklan RamayanaFoto nasida ria Foto grup Nasida Ria kembalinya Nasida Ria rupanya bermula dari sutradara kondang Dimas Dyajadiningrat yang menggandeng mereka untuk iklan department store heran, ide-ide luar biasa yang selalu datang dari Dimas Djay memang akan selalu mampu menjadi viral termasuk iklan ini salah Moms mendengar karya-karya Nasida Ria? Nasidaria - Salah langkah (Karaoke original)Link video:
- Nasida Ria, grup kasidah asal Semarang, Jawa Tengah, menjadi perbincangan lantaran tampil di event Documenta Fifteen yang diadakan di Kessel, Jerman, Sabtu 18/6/2022. Sebenarnya, panggung di Kessel itu bukanlah penampilan pertama Nasida Ria di luar musik yang seluruh personelnya perempuan ini pernah tampil di Malaysia pada 1988 untuk memperingati 1 Muharram. Lalu, pada 1994, mereka pernah unjuk gigi di Berlin, Jerman, dalam sebuah festival musik Islam internasional bertajuk Die Garten des Islam. Dua tahun kemudian, atau pada 1996, mereka menghibur penonton Festival Heimatklange. Baca juga Mengenal Grup Kasidah Nasida Ria yang Tampil di Jerman, Didirikan Tahun 1975 dan Punya 400 Lagu Nasida Ria dibentuk 1975 Perjalanan karier Nasida Ria bermula dari sebuah asrama milik HM Zain di kawasan Kauman Mustaram No 58, Semarang. HM Zain-lah yang kemudian membentuk Nasida Ria pada 1975. HM Zain merupakan seorang pemuka agama Islam di Pemain bas Nasida Ria, Rien Djamain, HM Zain adalah penggemar musik. Salah satu bentuk kecintaannya terhadap musik adalah ia mengoleksi lagu-lagu Umi Kalsum yang populer kala itu. Rien menceritakan, awalnya dirinya dan teman-temannya mendatangi HM Zain untuk mengaji. Baca juga Mengenal Nasida Ria, Grup Kasidah Lokal yang Mendunia Agar para murid-muridnya tidak bosan belajar, HM Zain mencarikan guru musik. "Pagi masak, lalu mengaji. Setelah waktu luang baru latihan. Waktu itu masih polos umur 15 tahun. Niat awal mengaji, karena bapak kreatif luar biasa. Dia mencari bibit-bibit yang bersuara bagus. Awalnya personel sembilan orang sesuai jumlah huruf Nasida Ria," ujarnya, dikutip dari pemberitaan Grup yang Zain bentuk kemudian dinamai Nasida Ria. Nasida Ria merupakan gabungan kata ā€œnasyidā€ yang berarti nyanyian dan ā€œriaā€ yang bermakna gembira. "Harapannya agar kami bisa berdakwah lewat musik dengan penuh kegembiraan," ucap Rien. Baca juga Kala Nasida Ria Mendobrak Ketabuan dan Keterkungkungan Perempuan…
SekilasNasida Ria. Nasida ria merupakan salah satu grup qasidah modern dari semarang yang didirikan oleh H. Muhammad Zein tahun 1975. Grup ini terdiri dari 9 orang perempuan yakni Mudrikah Zein, Muthaharah, Rien Jamain, Umi Khalifah, Musyarrofah, Nunung, Alfiyah, Kudriyah dan Nur Ain. Muhammad zein merupakan seorang guru qiro'at.
Nida Ria Length 0456 This track is on the following album Pravita Group Nida Ria
Salahsatu langkah yang membuat Nasida Ria tetap eksis meski telah terbentuk selama 47 tahun adalah mereka yang menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi. Kini, grup tersebut memanfaatkan platform musik digital untuk mempromosikan karya mereka. Selamat atas panggung internasionalnya, Nasida Ria! Kamu punya kenangan apa dengan lagu mereka - Grup Kasidah Nasida Ria asal Semarang tampil di acara Documenta Fifteen di Kessel, Jerman, pada 18 Juni 2022. Mereka tampil kompak dengan seragam warna kuning dan hitam. Dari video yang beredar, terekam para penonton terlihat menikmati dan asyik berjoget saat Kasidah Nasida Ria dari BBC Indonesia, grup Kasidah Nasida Ria didirikan oleh salah satu pemuka agama Islam di Semarang yang bernama HM Zain tahun 1975. Saat itu ia mengajak para muridnya untuk bermusik di asrama miliknya di kawasan Kauman Mustaram No 58, Semarang. Baca juga Kasidah Nasida Ria Tampil di Kassel Jerman, Para Penonton Ikut Berjoget Nama Nasida Ria dipilih yang berasal dari gabungan kata "Nasida" atau nyanyian serta "Ria" alias gembira. "Harapannya agar kami bisa berdakwah lewat musik dengan penuh kegembiraan," kata Rien Djamain, pemegang gitar bas di Nasida Ria. Grup musik kasidah yang beranggotakan 11 personel dari generasi satu hingga tiga masih eksis dan sanggup menembus batas dengan teknologi digital. Bahkan, mereka tampil secara virtual dari studio Nasida Ria di Gunungpati, Semarang, khusus digelar untuk merayakan "45 Tahun Nasida Ria Berkarya" pada tahun 2020. Mereka adalah Rien Djamain bass gitar, Afuwah kendang, Nadhiroh biola, Nurhayati biola, Sofiatun keyboard, Hamidah seruling, Nurjanah gitar, Uswatun Hasanah gitar, Titik Mukaromah gitar, Siti Romnah piano, dan Thowiyah kendang. Baca juga ezzurA, Kumpulan Anak Muda Semarang Penerus Nasida Ria yang Melegenda NASida Ria Empat dekade membawakan lagu-lagu kasidah, grup legendaris Nasida Ria asal Semarang, Jawa Tengah berupaya untuk tetap eksis di blantika musik Indonesia. Rien Djamain bercerita, awalnya mereka datang ke HM Zain untuk mengaji. Namun, HM Zain mencarikan guru musik agar para muridnya tidak bosan belajar. HM Zain adalah penyuka musik. Ia juga mengoleksi lagu-lagu Umi Kalsum yang populer saat itu. Awalnya anggota Nasida Ria hanya sembilan orang yang semunya adalah perempuan. "Pagi masak, lalu mengaji. Setelah waktu luang baru latihan. Waktu itu masih polos umur 15 tahun. Niat awal mengaji, karena bapak kreatif luar biasa. Dia mencari bibit-bibit yang bersuara bagus. Awalnya personel sembilan orang sesuai jumlah huruf Nasida Ria," kata pembetot bass gitar di Nasida Ria. Hal senada juga disampaikan Afuwah, personel generasi kedua. "Pak Zain mengajar tilawah di Gunungpati, saya muridnya. Banyak belajar tentang agama. Kalau ingin gabung Nasida Ria, mendaftar di Kauman. Alhamdulillah diterima," imbuh Afuwah. Baca juga Mengenal Nasida Ria, Grup Kasidah Lokal yang Mendunia Kala itu, mereka memainkan lagu bahasa Arab dengan iringan rebana. Lalu, mereka memainkan alat musik keyboard dan gitar setelah mendapatkan alat hibah. Zain pun mengembangkan kelompok tersebut hingga anggotanya bisa bermain drum, kendang, seruling, biola, dan tamborin. Namun, dengan jalannya wkatu, drum tidak dimainkan dan diganti dengan biola yang menjadi ciri khas Nasida Ria. "Dulu alat musik semua dipegang. Semua mulai dari nol, kita dipanggilkan guru. Kemudian berkembang dikasih not balok, bisa dan latihan sendiri. 40 tahun saya nge-bass gitar," kenang Rien, satu-satunya personel generasi pertama yang masih bertahan. Baca juga Synchronize Fest 2018 Hadirkan Nasida Ria dan Rhoma Irama
AboutSalah Langkah Song. Listen to Nida Ria Salah Langkah MP3 song. Salah Langkah song from the album Pravita Group is released on Jan 1992. The duration of song is 04:56. This song is sung by Nida Ria.
.
  • szv9jqq6r8.pages.dev/244
  • szv9jqq6r8.pages.dev/773
  • szv9jqq6r8.pages.dev/462
  • szv9jqq6r8.pages.dev/572
  • szv9jqq6r8.pages.dev/372
  • szv9jqq6r8.pages.dev/298
  • szv9jqq6r8.pages.dev/429
  • szv9jqq6r8.pages.dev/610
  • szv9jqq6r8.pages.dev/423
  • szv9jqq6r8.pages.dev/442
  • szv9jqq6r8.pages.dev/982
  • szv9jqq6r8.pages.dev/561
  • szv9jqq6r8.pages.dev/681
  • szv9jqq6r8.pages.dev/495
  • szv9jqq6r8.pages.dev/584
  • salah langkah nasida ria