Pengembanganmoral dan penanaman nilai-nilai agama melalui proses pembelajaran Al-Quran pada anak merupakan salah satu aspek pengembangan anak usia dini yang menjadi tanggungjawab pendidikan. Implementasi pembelajaran Al-Quran memiliki kontribusi positif untuk mencapai tanggungjawab pendidikan tersebut. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk
ArticlePDF AvailableAbstractCentral learning is a learning model that provides an opportunity for children to play with various rides in accordance with activities that have been designed by the teacher. Center learning aims to stimulate aspects of child development in accordance with their growth. One of the centers that are the focus of this article is the center of BAC Liquid Natural Materials, which is learning that uses liquid natural materials as teaching materials. Learning is designed to involve children directly in making work with facilities provided by the teacher. The results of the study explained that the BAC center discussion at RA Ar-Rasyid Kartasura was carried out with four stages of footing namely the playing environment, footing before playing, footing while playing, and footing after playing. RA Ar-Rasyid Kartasura applies the BAC Liquid Natural Materials center to develop children's creativity. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeAuthor contentAll content in this area was uploaded by Al Athfal on Jan 10, 2019 Content may be subject to copyright. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, 2018 ISSN p 2477-4715; ISSN e 2477-4189 Volume 4 Nomor 2, Desember 2018, Halaman 161-176 DOI This work is licensed under Creative Commons Attribution-NonCommercial International License Available online on Pembelajaran Sentra BAC Bahan Alam Cair untuk Mengembangkan Kreativitas Anak; Studi Kasus RA Ar-RasyidKhasan Ubaidillah Institut Agama Islam Negeri Surakarta Email addamawy94gmail Diterima 21 November 2018 Direvisi 28 Desember 2018 Disetujui 29 Desember 2018 Ā© 2018 Program Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, Indonesia Abstract Central learning is a learning model that provides an opportunity for children to play with various rides in accordance with activities that have been designed by the teacher. Center learning aims to stimulate aspects of child development in accordance with their growth. One of the centers that are the focus of this article is the center of BAC Liquid Natural Materials, which is learning that uses liquid natural materials as teaching materials. Learning is designed to involve children directly in making work with facilities provided by the teacher. The results of the study explained that the BAC center discussion at RA Ar-Rasyid Kartasura was carried out with four stages of footing namely the playing environment, footing before playing, footing while playing, and footing after playing. RA Ar-Rasyid Kartasura applies the BAC Liquid Natural Materials center to develop children's creativity. [Pembelajaran sentra merupakan model pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada anak untuk bermain dengan berbagai wahana sesuai dengan kegiatan yang sudah dirancang oleh guru. Pembelajaran sentra bertujuan untuk menstimulus aspek perkembangan anak sesuai dengan pertumbuhannya. Salah satu sentra yang menjadi fokus dalam artikel ini adalah sentra BAC Bahan Alam Cair, yaitu Pembelajaran yang menggunakan bahan alam cair sebagai bahan ajar. Pembelajaran didesain untuk melibatkan anak secara langsung dalam membuat karya dengan fasilitas yang diberikan oleh guru. Hasil penelitian menjelaskan bahwa Pembelaaran sentra BAC di RA Ar-Rasyid Kartasura dilaksanakan dengan empat tahapan pijakan yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main, dan pijakan setelah main. RA Ar-Rasyid Kartasura menerapkan sentra BAC Bahan Alam Cair untuk mengembangkan kreativitas anak. Abstrak berisi pernyataan ringkas dan padat tentang ide-ide yang paling penting.]Keywords Central learning, Liquid natural materials central, Children creativity. Pendahuluan Masa usia dini adalah masa yang paling penting dalam membentuk potensi yang dimiliki oleh dari potensi jasmani, potensi rohani, maupun potensi akal dan keterampilan akan berkembang menjadi lebih baikketika dibina sejak dini. Oleh karena itu, orang tua sebagai penanggung Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 162 jawab pertama dan utama perlu menyadari dan memahami pentingnya pendidikan sejak usia dini Helmawati, 2015, p. 41. Pendidikan yang dilaksanakan untuk anak seyogyanya dilakukan melalui pemberian pengalaman dan rangsangan yang kaya dan maksimal. Oleh karena itu, diperlukan lingkungan yang kondusif bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Pemberian rangsangan pendidikan untuk anak usia dini yang kondusif dapat dilaksanakan secara efektif dengan bantuan lembaga-lembaga pendidikan yang memberikan layanan wahana bermain untuk anak-anak sebagai taman pendidikan Muhtar Latif, 2013, p. 5. Lembaga PAUD sebagai penyelenggara dan komponen pendidikan, perlu menyediakan berbagai kegiatan yang dapat mengembangkan berbagai aspek perkembangan seperti aspek agama dan moral, kognitif, fisik motorik, bahasa, sosial-emosional, dan seni. Kemampuan seorang pendidik dalam merancang model pembelajaran yang memberikan dampak positif terhadap anak didik menjadi sangat penting, karena dengan kreativitas dalam mengkreasikan model pembelajaran tersebut akan membantu anak dalam mengembangkan seluruh aspek pada dirinya, selain itu anak juga merasakan kenyamanan dan kebahagiaan saat belajar. Model pembelajaran sentra dapat dijadikan rujukan oleh para lembaga dan guru untuk mengembangkan proses belajar mengajar demi tercapainya pembelajaran yang menyenangkan salah satunya anak dapat aktif dalam mengembangkan ide serta kreativitasnya. Di samping menyenangkan, model pembelajaran sentra ini juga memberikan pijakan-pijakan bagi anak guna mengembangkan aspek-aspek perkembangannya Mulyasa, 2012, p. 149. Model pembelajaran sentra adalah pembelajaran yang dilakukan di dalam ālingkaranā Circle Times dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat di mana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain Diana Mutiah, 2010, p. 133. Sentra bermain adalah zona atau area bermaian anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan. Dalam pembelajaran sentra, anak dirangsang untuk aktif belajar melalui kegiatan bermain. Seluruh kegiatan pembelajaran berfokus pada anak sebagai subjek pembelajar, sedangkan pendidik lebih banyak berperan sebagai motivator dan fasilitator dengan memberikan pijakan-pijakan Scaffolding untuk mendukung perkembangan anak, yaitu pijakan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan selama main, dan pijakan setelah main Rumanda & hikmah, 2011, p. 23 Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 163 Dalam pembelajaran sentra terdaat beberapa jenis antara lain sentra sentra peran, sentra persiapan, sentra imtaq, dan sentra bahan alam. Salah satu sentra yang sudah di sebutkan ada sentra bahan alam. Sentra bahan alam merupakan sentra yang memberikan kesempatan kepada anak untuk berinteraksi langsung dengan berbagai macam bahan untuk mendukung sensorimotor, self control, dan sains. Sentra bahan alam cair merupakan kegiatan bermain bagi anak yang bertujuan memberikan kesempatan bagi anak untuk membangun kemampuan dengan berbagai macam bahan alam yang berbeda seperti daun, ranting kayu, pasir, biji-bijian, rumput, tanah liat, air, dan sebagianya. Selain itu, sentra bahan alam juga memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi dengan berbagai bahan yang ada di alam untuk mengembangkan kreativitas anak. Muhtar Latif, 2013, p. 132. Kreativitas anak usia dini adalah kreativitas yang dibawa sejak lahir, dan merupakan kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespons dan mengembangkan pikiran dan kreativitas. Kreativitas alami anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar. Dengan kata lain, kreativitas merupakan kemampuan anak menciptakan sesuatu yang baru berupa suatu produk kreatif hasil pemikiran Novi Mulyani, 2017, p. 77. Salah satu lembaga PAUD yang telah menerapkan model pembelajaran sentra bahan alam cair adakah RA Ar-Rasyid Ngemplak, Kartasura, Sukoharjo. Pengembangan kreativitas anak di RA Ar-Rasyid dimasukan dalam kegiatan sentra, salah satunya di sentra BAC Bahan Alam Cair. Sentra BAC dapat meningkatkan kreativitas anak dengan mengenalkan anak pada lingkungan nyata, karena di sentra BAC anak diberikan kesempatan untuk bermain dan bereksplorasi dengan berbagai macam bahan alam seperti daun, pasir, biji-bijian, rumput, tanah, air, dll. Selain itu, anak juga dapat menghasilkan produk kreativitas seperti membuat bingkai dari daun kering. Dalam proses pembelajarannya guru mengacu pada RPPH yang sudah dibuat sebelum pembelajaran sentra uraian di atas, penulisi tertarik untuk mengkaji tentang Pengembangan Kreativitas Anak dalam Pembelajaran Sentra BAC RA Ar Rasyid Kartasura. Metode Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif- yang dilaksanakan di RA Ar-Rasyid Kartasura. Subjek penulisan ini adalah guru sentra BAC dan anak kelompok A. Informan dalam penulisan ini adalah Kepala RA dan guru pendamping. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Pemeriksaan keabsahan Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 164 data menggunakan trianggulasi sumber dan metode. Sedangkan teknik analisis data menggunakan model analisis interaktif, yang terdiri dari reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Pembahasan Pengembangan Kreativitas Anak Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan atau menghasilkan sesuatu yang baru, hasil karya atau ide-ide yang baru itu sebelumnya tidak dikenal oleh orang lain. Kemampuan ini merupakan aktivitas imajinatif yang hasilnya merupakan pembentukan kombinasi dari informasi yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman sebelumnya menjadi hal baru, berarti, dan bermanfaat Novi Mulyani, 2017, p. 97. Kreativitas pada intinya adalah kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, yang relatif berbeda dengan yang telah ada sebelumnya Ahmad Susanto, 2011, p. 114. Anak-anak secara alamiah pada dasarnya kreatif, ini berarti bahwa apa yang mereka lakukan adalah unik dan berguna bagi diri mereka sendiri dan bagi orang lain. Krativitas berarti memiliki kekuatan atau kualitas untuk mengekspresikan diri dengan cara anak sendiri, mereka selalu mengadakan perubahan yang dilakukan setiap saat, dan semua dilakukan oleh mereka sendiri. Kreativitas anak adalah proses yang dilalui oleh anak dalam rangka melakukan, mempelajari, dan menemukan sesuatu yang baru yang berguna bagi kehidupan dirinya dan orang lain Wahyudin, 2007, p. 15. Kreativitas anak dikoordinasi oleh keunikan gagasan dan tumbuhnya imajinasi serta fantasi Novi Mulyani, 2017, p. 104. Anak-anak yang kratif, sangat sensitif akan adanya stimulasi. Dalam mengaplikasikan sifat kreatifnya, anak tidak dibatasi oleh frame-frame apapun. Artinya mereka mempunyai kebebasan dan keleluasaan dalam beraktivitas kreatif Mayesty Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, 2010, p. 39. Berdasarkan beberapa definisi para ahli di atas, bahwa anak pada dasarnya kreatif, kemampuan berpikir anak dalam melahirkan gagasan yang luwes, perinci, baru, dan asli dapat menghasilkan pemecahan masalah yang relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya. Ciri-ciri kreativitas dapat dikelompokkan dalam dua kategori, kognitif, dan nonkognitif. Ciri kognitif di antaranya orisinalitas, fleksibilitas, kelancaran, dan elaborasi. Sedangkan ciri nonkognitif di antaranya motivasi sikap dan kepribadian kreatif Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, 2010, p. 15. Kedua ciri ini sama pentingnya, kecerdasan yang tidak ditunjang dengan kepribadian kreatif tidak akan menghasilkan apapun. Kreativitas hanya dapat dilahirkan dari orang cerdas yang memiliki kondisi psikologis Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 165 yang sehat. Kreativitas tidak hanya perbuatan otak saja namun variabel emosi dan kesehatan mental sangat berpengaruh terhadap lahirnya sebuah karya kreatif. Kecerdasan tanpa mental yang sehat sulit sekali dapat menghasilkan karya kreatif. Karakteristik kreativitas anak diantaranya adalah 1Kelancaran. Anak memiliki selera humor dalam kesehariannya, anak mengekspresikan imajinasi secara verbal seperti anak membuat kata-kata lucu atau cerita fantastis, anak tertarik pada berbagai hal, memiliki rasa ingin tahu dan senang bertanya ; 2Kelenturan. Anak berkeinginan mengambil resiko berperilaku berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit, anak menyukai untuk menggunakan imajinasinya dalam bermain terutama dalam bermain pura-pura, anak bersifat fleksibel, dan berbakat dalam mendesain sesuatu; Keaslian. Anak berkeinginan untuk mengambil resiko berperilaku berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit, anak bersifat nonkonfermis, yaitu melakukan hal-hal dengan caranya sendiri, anak menjadi inovatif, penemu, dan memiliki banyak sumber daya; 3Elaborasi. Anak menjadi terarah sendiri dan termotivasi, anak memiliki imajinasi dan menyukai fantasi, anak terlibat dalam eksplorasi yang sistematis dan anak bereksplorasi, bereksperimen dengan objek, contoh memasukan atau menjadikan sesuatu sebagai bagian dari tujuan; 4Keuletan dan kesabaran. Anak berpendirian tegas, terang-terangan, berkeinginan untuk bicara secara terbuka dan bebas, anak berkeinginan mengambil resiko, berperilaku berbeda dan mencoba hal-hal yang baru dan sulit Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono, 2010, p. 40. Berdasarkan paparan di atas bahwa potensi kreativitas yang dimilki oleh masing-masing anak hanya dapat dikembangkan melalui proses kreatif dengan memberikan kesempatan anak untuk beraktivitas melalui kegiatan bermain yang memungkinkan memunculkan krativitas pada anak usia dini. Sehubung dengan pengembangan kreativitas pada anak, perlu memperhatikan penjelasan dari Utami Munandar Ahmad Susanto, 2011, pp. 128ā129 menyebutkan empat aspek kreativitas yang dapat diperhatikan dalam pengembangan kreativitas anak, antara lain 1Pribadi person. Kreativitas adalah ungkapan dari keunikan individu dalam interaksi dengan lingkungannya. Ungkapan kreativitas adalah yang mencerminkan orisinalitas dari individu ini. Dari pernyataan pribadi yang unik inilah dapat diharapkan timbulnya ide-ide baru dan produk produk yang inovatif. Oleh kareana itu, guru hendaknya membantu anak menemukan bakat-bakatnya serta mengembangkan seoptimal mungkin ; 2Pendorong press. Bakat kreatif seseorang akan berkembang bila didukung oleh lingkungannya dan juga tidak terlepas dari dukungan intern yang datang dari dalam dirinya sendiri untuk menghasilkan sesuatu. Jika Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 166 tidak bisa menyeleksi dengan baik, lingkungan dapat mendukung atu menghambat bakt-bakat kreativitas ; 3Proses process. Dalam rangka mengembangkan kreativitas, anak perlu dikembangkan untuk menyibukkan dirinya secara kreatif. Guru hendaknya dapat merangsang anak didik dalam kegiatan kreatif dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang diperlukan; 4Produk product. Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk kreatif yang bermakna adalah kondisi pribadi dan lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri kreatif, dan dengan dorongan untuk berbuat kreatif maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan muncul. Guru hendaknya menghargai produk kreatif anak sehingga dapat menggugah minat anak untuk mengembangkan daya kreativitasnya. Pengembangan kreativitas membutuhkan strategi yang tepat agar tujuan tercapai secara optimal. Adapun beberapa strategi yang dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas anak diantaranya adalah 1Pengembangan kreativitas melalui menciptakan produk hasta karya, Pengembangan kreativitas pada anak melalui kegiatan hasta karya memiliki posisi penting dalam berbagai aspek perkembangan anak. Tidak hanya kreativitas yang akan berkembang, tetapi juga kemampuan kognitif anak. Dalam kegiatan hasta karya setiap anak akan menggunakan imajinasinya untuk membentuk suatu bangunan atau benda tertentu sesuai dengan khayalannya. Setiap anak bebas mengekspresikan kreativitasnya, sehingga akan memperoleh hasil yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya ; 2Pengembangan kreativitas melalui imajinasi, Imajinasi adalah kemampuan berfikir divergen seseorang yang dilakukan tanpa batas, seluas-luasnya, dan multiperspektif dalam merespons suatu stimulasi. Kemampuan ini sangat berguna untuk mengembangkan kreativitas anak. Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realita sehari-hari. Anak bebas berpikir sesuai pengalaman dan khayalannya Rachmawati dan Kurniati, 2010, 3Pengembangan kreativitas melalui eksplorasi, Ide kreatif sering kali muncul dari eksplorasi atau penjelajahan individu terhadap dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan pada akhirnya membuat sesuatu yang menarik perhatian mereka. Kegiatan seperti ini dilakukan dengan cara mengamati dunia sekitar sesuai dengan kenyataan yang ada secara langsung. Pengamatan tersebut bisa berupa lingkungan, diantaranya hutan, bukit, pasir, laut, kolam, dan lingkungan alam lainnya; 4Pengembangan kreativitas melalui eksperimen, Eksperimen yang dimaksud dalam hal ini bukanlah suatu proses rumit yang harus dikuasai anak sebagai suatu cara Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 167 untuk memahami konsep tentang sesuatu hal ataupun penguasaan anak tentang konsep dasar eksperimen, melainkan pada bagaimana mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu, dan mengapa sesuatu dapat terjadi serta bagaimana mereka dapat menemukan solusi terhadap permasalahan yang ada dan pada akhirnya mereka dapat membuat sesuatu yang bermanfaat dan kegiatan tersebut; 5Pengembangan kreativitas melalui proyek, Metode proyek dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk mengekspresikan pola berpikir, keterampilan, dan kemampuannya untuk memaksimalkan sejumlah permasalahan yang dihadapi mereka sehingga mereka memiliki peluang untuk terus berkreasi dan mengembangkan diri seoptimal mungkin. Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati, 2010, pp. 52ā65. Model Pembelajaran Sentra BAC Pembelajaran adalah suatu pola atau rancangan yang menggambarkan proses perincian dan penciptaan situasi lingkungan yang memungkinkan anak berinteraksi dalam pembelajaran sehingga terjadi perubahan atau perkembangan Mulyasa, 2012, p. 148. Pembelajaran anak merupakan segala usaha guru untuk menerapkan berbagai metode pembelajaran dalam mencapai tujuan yang diharapkan Wiyani dan Barnawi, 2014, p. 119 Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan suatu rancangan yang dikerahkan demi menciptakan suatu lingkungan pembelajaran yang mampu mengembangkan potensi anak usia dini dengan beberapa komponen yang mendukung pembelajaran tersebut. Adapun model pembelajaran sentra merupakan pembelajaran yang dilakukan di dalam lingkaran dan sentra bermain. Lingkaran adalah saat dimana guru duduk bersama anak dengan posisi melingkar untuk memberikan pijakan kepada anak yang dilakukan sebelum dan sesudah bermain Diana Mutiah, 2010, p. 133. Sentra bermain adalah zona atau area bermain anak yang dilengkapi dengan seperangkat alat bermain yang berfungsi sebagai pijakan lingkungan yang diperlukan untuk mengembangkan seluruh potensi dasar anak didik dalam berbagai aspek perkembangan secara seimbang. Model pembelajaran sentra merupakan model yang paling mutakhir yang dilaksanakan di lingkungan pendidikan anak usia dini, dengan karakteristik utama memberikan pijakan untuk membangun konsep aturan, ide, dan pengetahuan anak serta konsep densitas dan intensitas bermain. Model pembelajaran ini berfokus pada anak yang dalam proses pembelajarannya berpusat di sentra bermain dan pada saat anak pada lingkaran Mulyasa, 2012, p. 149. Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran sentra merupakan pembelajaran yang dilakukan di Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 168 dalam sebuah lingkaran, yaitu guru dan anak-anak duduk secara melingkar, guru memberikan pijakan-pijakan sebelum dan sesudah bermain untuk mengembangkan seluruh potensi anak. Sentra bahan alam merupakan sentra yang memfasilitasi anak untuk mengembangkan dan memperluas pengalaman bermain sensorimotor dengan memberikan banyak kesempatan pada anak untuk mengeksplorasi bahan-bahan alami dalam mengembangkan kematangan motorik halus yang diperlukan dalam proses kesiapan menulis, keterampilan berolah tangan, dan menstimulasi sistem kerja otak anak Diana Mutiah, 2010, p. 134. Sentra Bahan Alam guna merangsang dan mengembangkan kecerdasan anak melalui pemanfaatan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar seperti daun, ranting kayu, pasir, biji-bijian, rumput, tanah liat, air, dan sebagainya Noorlaila, 2010, p. 74. Sentra bahan alam merupakan tempat dimana anak melakukan kegiatan dengan berbagai alat yang tepat sesuai dengan kebutuhan anak yang terdiri dari alat atau bahan kering dan alat atau bahan yang menggunakan air Sujiono dan Sujiono, 2010, p. 85. Sentra bahan alam merupakan sentra yang memberikan kesempatan kepada anak untuk memperluas pengalaman bermain untuk mengembangkan kecerdasan dan seluruh aspek perkembangannya melalui bereksplorasi dengan berbagai bahan alam sekitar baik bahan kering dan bahan yang menggunakan air, dan pada bahan kedua menggunakan air yang selanjutnya akan banyak dikembangkan dalam sentra BAC dengan segala varian permainan yang bisa digunakan dalam pembelajaran anak. Kegiatan yang dilakukan antara lain, dengan mencampur warna, memancing, meronce, dan menempel biji-bijian Suyadi, 2014, p. 50. Pengembangan Kreativitas Anak dalam Pembelajaran Sentra BAC RA Ar Rasyid Model pembelajaran sentra mulai diterapkan di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura Sukoharjo sejak tahun 2015 yang sebelumnya menerapkan model pembelajaran klasikal. Lembaga tersebut menerapkan empat jenis sentra antara lain sentra pembangunan, sentra peran, sentra persiapan, dan sentra BAC bahan alam cair yang dilaksanakan secara rutin mulai hari Senin sampai dengan hari Kamis. Masing-masing sentra mempunyai nama dan definisi yang berbeda-beda. RA Ar-rasyid memilih memakai model pembelajaran sentra karena dianggap sebagai model yang memberikan kesempatan anak untuk bermain tanpa tekanan dari guru, kegiatan belajar sudah dirancang oleh guru untuk menstimulasi aspek perkembangan anak usia dini, anak juga bebas menuangkan imajinasi serta kreativitasnya. Guru hanya sebagai motivator dan fasilitator anak dalam pembelajaran sehingga anak berkembang sesuai Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 169 dengan pertumbuhannya. Pengembangan kreativitas anak salah satunya dilakukan di sentra BAC karena dari empat sentra yang diterapkan anak lebih senang disentra tersebut dan anak banyak berinteraksi langsung dengan banyak bahan-bahan dari alam. Berikut pernyataan dari Bunda Siti selaku Kepala RA mengenai pembelajaran sentra BAC Model pembelajaran sentra memberikan kesempatan anak bermain dengan wahana yang dirancang guru untuk menstimulasi aspek perkembangan. Salah satunya sentra BAC anak bermain dengan berbagai bahan dari alam, sehingga imajinasi dan kreativitas anak akan berkembang. Wawancara, 4 Mei 2018. Penjelasan Bunda Siti di atas, dikuatkan oleh Bunda Mukti selaku guru sentra BAC mengenai sentra yaitu RA Ar-rasyid sudah menerapkan model sentra, salah satunya sentra BAC merupakan sentra yang lebih disukai anak, karena anak bermain langsung dengan bahan-bahan dari alam. Sehingga akan menumbuhkan rasa ingin tahu, serta kreativitas anak akan berkembang Wawancara, 9 Mei 2018. Dari hasil wawancara tersebut, desain pembelajaran yang dirancang oleh lembaga ini mengembangkan potensi dasar yang sudah dimiliki oleh anak. Anak ditempatkan sebagai bagian penting dalam pembelajaran bukan sebagai orang asing dalam pembelajaran. Pada bagian ini, keunikan, kekhasan dan orisinalitas anak menjadi sangat diperhatikan dalam pembelajaran karena aspek tersebut akan berkaitan dengan kreatifitas anak. Selain aspek kepribadian anak yang harus dimunculkan secara proporsional dalam pembelajaran penting untuk memperhatikan bagaimana proses pendampingan pada anak selama pembelajaran, karena dukungan lingkungan akan menjadi pendorong yang baik bagi penciptaan kreatifitas anak. Adapun langkah-langkah pembelajaran sentra BAC bahan alam cair dalam pengembangan kreativitas anak usia dini di RA Ar-Rasyid Kartasura adalah sebagi berikut 1. Pelaksanaan pembelajaran Dalam Pelaksanaan proses pembelajaran di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura, sebelum mengajar seorang guru harus mempersiapkan rencana yang matang. Setiap hari Sabtu Kepala RA dan guru berkumpul untuk membuat perencanaan pembelajaran yang terdapat pada RPPM rencana program pembelajaran mingguan dibuat menjadi skala kecil yaitu RPPH rencana program pembelajaran harian. Pembuatan RPPH rencana program pembelajaran harian dibuat untuk satu pekan, setelah itu di ACC oleh kepala RA. Wawancara, 8 Mei 2018 Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 170 Penjelasan di atas, juga dikuatkan wawancara penulis kepada Bunda Mukti selaku guru sentra BAC, beliau menjelaskan bahwa Setiap hari Sabtu, guru berkumpul menyusun RPPH rencana program pembelajaran harian sesuai dengan tema yang diambil dari RPPM rencana program pembelajaran mingguan. Bertujuaan mempermudahkan guru pada saat proses pembelajaran Wawancara, 11 Mei 2018. Kepala RA dan guru terlebih dahulu membuat perencanaan pembelajaran sebelum mengajar, agar pembelajaran berjalan dengan lancar dan baik. Dalam pembuatan RPPH guru mengacu pada RPPM yang dilakukan setiap hari Sabtu untuk digunakan dalam satu pekan, sesuai dengan STPPA. dalam perencanaan ini guru menggunakankurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan di sentra BAC kelompok A di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran sentra. Sesuai dengan hasil wawancara Bunda Mukti yaitu Pelaksanaan pembelajaran sentra BAC di RA Ar-Rasyid yaitu melalui empat pijakan diantaranya pijakan lingkungan main, pijak an pengalaman sebelum main, pijakan pengalaman selama main, dan pijakan pengalaman setelah main Wawancara, 11 Mei 2018. Pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan empat pijakan tersebut diharapkan dapat menadikan anak-anak lebih semangat untuk belajar, namun jangan sangan sampai perhatian dalam empat hal tersebut membuat pembelajaran menjadi kaku, menjemukan dan hanya berorientasi pada karya yang beragam, langkah-langkah pembelajaran pada sentra BAC sesuai dengan RPPH sentra sebagai berikut a. Pijakan lingkungan main Media pembelajaran sentra BAC merupakan media yang tidak membahayakan ketika anak melakukan kegiatan main. Media tersebut seperti alat peraga, papan tulis, spidol, penghapus, pasir, daun kering, cat air, plastisin, kertas, pewarna, ranting, air, pelapah pisang, dan lain sebaginya yang dapat mendukung pembelajaran di sentra BAC Dokumentasi RPPH, 3 April 2018. Sebelum anak-anak masuk kelas, guru sentra BAC terlebih dahulu menyiapkan media atau bahan yang akan digunakan dalam kegiatan sentra BAC untuk kelompok A di RA Ar-Rasyid Ngemplak Kartasura yang disesuaikan dengan jumlah anak. Guru menyiapkan berbagai jenis bahan seperti buku cerita, air, tanah, nampan, soda, cuka, pewarna, kertas lipat, dan lain sebagainya untuk digunakan dalam kegiatan main anak Observasi, 3 April 2018 Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 171 Dari hasil observasi di atas, penulis melakukan wawancara dengan Bunda Mukti selaku guru sentra BAC yaitu Sebelum anak masuk kelas, guru meyiapkan media. Hal tersebut bertujuan untuk memfasilitasi perkembangan anak salah satunya pengembangan kreativitas Wawancara, 11 Mei 2018 Guru sentra menyiapkan tempat belajar anak yang mampu mendukung proses belajar anak. Desain lingkungan main yang dibuat sesuai dengan kebutuhan anak untuk membuat anak tetap belajar dalam dunianya yang memang tetap dalam lingkup permainan. Dukungan lingkungan yang sudah disiapkan oleh guru akan menjadi daya dorong bagi anak untuk mengembangkan imajinasinya sehingga diharapkan mampu membuat anak merasa nyaman dan produktif selama mengikuti aktivitas pembelajaran. Bahan alam yang tersedia tersebut aman serta tidak berbahaya bagi anak, seperti penyediaan pewarna sudah memperhatikan kandunganya, jangan sampai menimbulkan efek negatif seperti alergi pada kulit anak. penyediaan bahan alam yang berupa daun, ranting kayu juga harus diperhatikan kebersihanya. Sehingga diharapkan dalam pembelajaran bisa benar-benar mendukung aktivitas belajar anak dan bukan malah menghadirkan masalah bagi pembelajaran anak b. Pijakan sebelum main Dalam Pijakan sebelum main di sentra BAC, guru membuka kegiatan pembelajaran dengan memberi salam dan memberi stimulus kepada anak agar anak siap dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan pembelajaran. Setelah anak sudah siap, selanjutnya guru bercerita mengenai materi yang akan dipelajari, seperti benda-benda alam dan manfaatnya. Guru memberikan kosa kata baru contohnya āmatahari, gunung, bulanā. Kemudian guru mengenalkan kepada anak alat dan bahan yang akan digunakan dalam kegiatan di sentra BAC, mendiskusikan aturan main, dan guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya. Guru menjelaskan materi, aturan main, dan guru memberikan kesempatan kepada anak untuk bertanya. Kegiatan tersebut bertujuan agar anak menghasilkan banyak gagasan dan dengan bercerita serta mengenalkan bahan kepada anak kreativitas anak akan berkembang Wawancara, 11 Mei 2018. Setelah guru sudah menjelaskan semua dan dirasa anak sudah paham, kemudian guru melanjutkan mengenalkan kepada anak kegiatan main di sentra BAC, guru menjelaskan dan memberi contoh kegiatan main di sentra BAC. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 172 Interaksi antara guru dengan anak ini sangat penting untuk diperhatikan dalam pembelajaran karena aturan main dalam sentra memang perlu dipahami bersama antara guru dan anak sedari awal karena ini akan berkait dengan keseluruhan proses pembelajaran dalam sentra BAC. Dialektika yang terjadi selama proses pembelajaran akan memberikan pengaruh yang penting bagi anak karena linier dengan rasa aman, rasa nyaman yang memang dibutuhkan anak selama pembelajaran. Rasa aman dan rasa nyaman anak dalam pembelajaran penting agar anak bisa berkonsentrasi penuh untuk belajar tanpa merasa perlu mencari perhatian khusus kepada guru yang akan menggangu aktivitas belajar anak yang lainya. c. Pijakan saat main Guru memberikan kesempatan anak mengamati kegiatan yang akan dimainkan, guru hanya sebagai fasilitator ketika ada anak yang kesulitan dalam melakukan kegiatan main. Kegiatan main diantaranya melipat segitiga, kolase gunung, dan hasta karya dengan berbagai bahan dari alam. Anak-anak melakukan kegiatan main sesuai dengan gagasan dan keluwesan masing-masing anak. Salah satu kegiatan untuk pengembangan kreativitas anak yaitu anak membuat karya dengan menggunakan berbagai media dari alam seperti pewarna, plastisin, ceme, dan lain sebagainya. Anak bebas untuk membentuk karya sesuai dengan gagasan masing-masing anak. Ketika anak-anak sedang membuat karya guru hanya berkeliling mengamati kegiatan anak dan sesekali memberi bantuan kepada anak yang kesulitan. Setelah anak selesai membuat karya, kemudian anak memberikan hasil karyanya kepada guru. Tujuan kegiatan main dapat menstimulasi aspek perkembangan anak salah satunya kreativitas anak. kegiatan di sentra BAC contohnya membuat karya, masing-masing anak nantinya akan mempunyai gagasan sendiri dan kelancaran dalam menyelesaikan kegiatan Wawancara, 11 Mei 2018. Interaksi guru dan anak pada inti pembelajaran ini sesuai dengan substansi pembelajaran sentra. Anak memiliki keleluasaan dalam mengekspresikan apa yang diinginkan dan didukung dengan ketersediaan media dan sarana yang memadai. Guru sentra memerankan diri sebagai seorang fasilitator yang baik sekaligus sebagai motivator bagi anak. Pemberian motivasi pada anak usia dini pada dasarnya memang mutlak harus diberikan guru karena Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 173 anak usia tahapan tersebut kehadiran motivasi dari guru atau orang dewasa lain akan memberikan keyakinan yang lebih bagi anak dalam melanjutkan imajinasinya, selain itu pemberian motivasi kepada anak juga merupakan bentuk perhatian guru pada anak. Upaya guru untuk mengembangkan kreativitas anak dengan memberikan kesempatan anak untuk membuat karya sesuai keinginanya ini mampu menghidupkan imajinasi anak. Dengan imajinasi anak dapat mengembangkan daya pikir dan daya ciptanya tanpa dibatasi kenyataan dan realita sehari-hari. Anak bebas berpikir sesuai pengalaman dan khayalannya. Selain itu ide kreatif juga akan hidup karena kesempatan untuk bereksplorasi sesuai keinginan sekaligus kebutuhan anak. Eksplorasi dapat memberikan kesempatan bagi anak untuk melihat, memahami, merasakan, dan menarik perhatian mereka. anakjuga sedang belajar bereksperiman pada fase bagaimana mereka dapat mengetahui cara atau proses terjadinya sesuatu. Upaya guru sebagaimana gambaran tersebut akan berimplikasi pada munculnya basic trust anak pada kemampuan dirinya, yang biasanya akan diikuti dengan sikap percaya diri yang akan tumbuh menjadi lebih baik dan tidak takut untuk mencoba hal yang baru. Kemampuan guru untuk menstimulus anak menciptakan produk kreatif yang bermakna bagi dirinya, penciptaan kondisi pribadi dan lingkungan, sejauh mana keduanya mendorong untuk melibatkan dirinya dalam proses kreatif. Dengan dimilikinya bakat dan ciri-ciri kreatif yang dimiliki anak juga dorongan dari guru untuk berbuat kreatif, maka produk-produk kreatif yang bermakna dengan sendirinya akan muncul. Starting pointnya adalah guru hendaknya menghargai produk kreatif anak sehingga dapat menggugah minat anak untuk mengembangkan daya kreativitasnya. d. Pijakan setelah bermain Dalam kegiatan ini, anak-anak -membereskan mainan dan guru memberikan recalling pengulangan materi dilanjutkan dengan guru bertanya kepada anak tentang kegiatan main yang sudah dilakukan awal sampai dengan akhir kegiatan. Kegiatan recalling bertujuan untuk mempertajam ingatan anak tentang materi pada saat itu. Wawancara, 11 Mei 2018. Kegiatan penutup dengan guru memberikan recalling pada kegiatan yang telah dilakukan, memberikan pertanyaan atau meminta kepada anak untuk menceritakan kembali pembelajaran Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 174 yang telah dilakukan ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan anak yang didapat dan sebagai tolak ukur tercapainya tujuan pembelajaran. Simpulan Pembelajaran dalam sentra BAC juga dilaksanakan dengan empat pijakan yang meliputi; Pertama, pijakan lingkungan main yang mana guru sentra menyiapkan segala bahan alam yang dibutuhkan anak dalam proses pembelajaran; Kedua, Pijakan sebelum main yaitu pijakan yang diorientasikan untuk pengondisian kesiaapan anak untuk mengikuti pembelajaran yang salah satunya tentang penjelasan aturan main selama belajar di sentra BAC; Ketiga, Pijakan saat main yang merupakan kegiatan inti pembelajaran yang merupakan fasilitasi kebutuhan belajar anak yang diorientasikan pada pengerjaan karya sesuai imajinasi dan ide kreatif anak; dan Keempat, Pijakan setelah main yang berisi recalling pengetahuan anak atas proses pembelajaran yang sudah mereka lalui, dengan tujuan untuk mengetahui variasi pengetahuan anak pasca belajar sekaligus mengevaluasi permasalah dan kekurangan dari proses pembelajaran sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan pembelajaran yang selanjutnya. Daftar Pustaka Ahmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Bambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta PT. Indeks. Diana Mutiah. 2010. Psikologi Bermain Anak Usia Dini. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Helmawati. 2015. Mengenal dan Memahami PAUD. Bandung Rosda. Muhtar Latif, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori & Aplikasi oleh Mukhtar Latif - Gramedia Digital Indonesia. Jakarta Kencana Prenada Media Group. Mulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung Remaja Rosda Karya. Noorlaila. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta Pinus Book Publisher. Novan Ardy Wiyani dan Barnawi. 2014. Format PAUD Konsep, Karakteristik, & Implementasi Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta Ar-Ruzz Media. Novi Mulyani. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung PT Remaja Rosdakarya. Rumanda, Y., & hikmah. 2011. Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD yang Menyenangkan Melalui Bermain. Jakarta Kementerian Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 175 Pendidikan dan Kebudayaan. Suyadi. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013. Bandung PT. Remaja Rosda Karya. Wahyudin. 2007. A to Z anak kreatif. Jakarta Gema Insani Press. Yeni Rachmawati dan Euis Kurniati. 2010. Strategi Pengembangan Kreativitas pada Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Kencana Prenada Media. Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 176 ... Pembelajaran sentra tersebut memiliki banyak kegiatan yang memungkinkan anak-anak bermain dengan berbagai objek dan permainan peran Romini, 2021, berbicara dengan teman, menjelajah, berinteraksi secara fisik, emosional, sosial, dan kognitif adalah cara yang bagus untuk bersenang-senang. Ubaidillah, 2018. ...Kecakapan literasi perlu ditanamkan sejak dini. Literasi pada anak mampu menstimulasi dalam tahapan ganda anak usia dini yaitu secara kognitif dan bonding. Literasi ini diintegrasikan dengan teknologi berbasis Augmented Reality sebagai salah satu Media Literasi Pendukung untuk anak usia untuk menghadirkan pengalaman visual yang baru agar pengalaman membaca pada anak lebih menyenangkan Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran sentra berbasis Augmented Reality untuk meningkatkan perkembangan literasi anak TK B dengan menggunakan pendekatan kuantitatif Quasy Experimental. Sampel yang digunakan adalah anak usia 5-6 tahun atau kelompok B. Pada uji hipotesis diperoleh nilai Sig. 2-tailed sebesar 0,001 untuk hasil di kelompok eksperimen. Dimana hasil menunjukkan 0,05 berdasarkan pedoman untuk melakukan uji hipotesis bahwa H0 ditolak dan Ha diterima. Sehingga dapat diketahui bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak. Sehingga dapat diketahui bahwa ada pengaruh yang signifikan dalam model pembelajaran menggunakan AR terhadap kemampuan literasi anak.... Pembelajaran sentra sebagaimana Khasan Ubaidillah merupakan model pembelajaran yang paling mutakhir diterapkan pada pendidikan anak usia dini Ubaidillah, 2018. Karakteristik pembelajaran sentra ialah diberikannya pijakan untuk mengatur konsep, ide, pengetahuan, dan intensitas bermain anak Mulyasa, 2014. ...Nadlifah NadlifahMuhammad Abdul LatifSiti SarahHelda Rismiyati SetyaningrumPembelajaran online memberikan dampak negatif pada perkembangan sosial-emosional anak. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis desain pembelajaran sentra main peran, pembelajaran sentra main peran pasca COVID-19, pencapaian sosial-emosional pada pembelajaran sentra main peran, dan faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian menggunakan jenis penelitian kualitatif field research lapangan dan peninjauan pustaka. Sumber data meliputi kepala sekolah, fasilitator, dan anak-anak di RA Tiara Chandra. Pengumpulan data dengan observasi partisipasi pasif, wawancara semi-terstruktur dan dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis Miles and Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran sentra main peran pasca COVID-19 di kelompok B RA Tiara Chandra berjalan secara optimal untuk menstimulasi perkembangan sosial-emosional anak. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi pembelajaran sentra main peran meliputi penataan lingkungan, pemilihan kegiatan main, sumber belajar yang menarik, motivasi anak, jumlah anak, dan kondisi emosi yang tidak stabil.... Hasil implementasi model pembelajar sentra bahan alam menggunkan pelepah pisang terbukti dapat meningkatkan kreativitas anak melalui, hal yang saja juga terdapat dalam jurnal Nurani, 2017 memberikan informasi bahwa salah satu cara meningkatkan kreativitas anak adalah melalui kegiatan bermain peran. Sependapat dengan itu terdapa dalam jurnal Ubaidillah, 2018 pada sentra BAC bahan alam cair mampu meningkatkan kreativitas pada anak. ...Asyiful MunarHibana HibanaSusilo SurahmanAnak usia dini memiliki berbagai kemampuan yang perlu adanya stimulasi, pada lembaga ini masih menerapkan model pembelajaran klasikal, dimana pada model klasika ini yang paling ditonjolkan guru sebagai peran utama dalam pembelajaran. Dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan peningkatan kreativitas bagi anak, TKN Pembina Sawang ingin menerapkan model pembelajaran sentra bahan alam untuk menumbuhkan kerativitas yang dimiliki anak. Penelitian ini berupa penelitian lapangan field research dengan metode kualitatif. Hasil observasi yang dilakukan terhadap guru yang dilakukan tiga kali pertemuan pada awal pembelajaran sampai selesai dengan sentra bahan alam, peneliti mendapati bahawa pembelajran sentra bahan alam untuk meningkatkan kreativitas anak melalui bahan alam pelepah pisang sudah berkembang dengan sangat baik. Hal ini terlihat pada anak umur 4-5 tahun sudah mampu mengkreasikan sendiri berbagai macam bentuk-bentuk melalui media pelepah pisang. Berdasarkan gejala yang terdapa dilapangan, saran dari peneliti didalam pembuatan RPPH diharapkan untuk mencantumkan KD standar kompetensi. Agar apa yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Diharapkan kepada guru dalam penerpan model pembelajaran sentra bahan alam ini untuk menggunakan bahan yang ada dialam yang udah dijumpai dan tidak asing bagi anak, bisa apa saja asalkan tidak membahayakan anak dan selalu dalam pengawasan guru serta sesuai dengan tahap perkembangan anak.... Kegiatan pembelajaran dalam model pembelajaran sentra menggunakan pendekatan yang berfokus pada anak didik Mutiah, 2012, p. 133. Model ini dilakukan melalui kegiatan bermain yang mampu menstimulus aspek-aspek kecerdasan anak didik dan diarahkan serta direncanakan dengan baik oleh guru Ubaidillah, 2018. Ketika penelitian ini dilakukan, sentra yang diselenggarakan di PAUD-LAB ada tiga, yaitu Sentra Persiapan, Sentra Bahan Alam, dan Sentra Balok. ...Character education requires proper methods and approaches to develop students' personalities. STIFIn genetic personality tool can help teachers to understand their students' potencies so that it can be beneficial to build students' character. This study aimed at analyzing the role of STIFIn in character education and identified the implementation strategy. The study was conducted in PAUD Lare Alit Bandung, by applying in-depth interviews with the key stakeholders, the results showed some steps required to implement STIFIn. The steps were preparation of the teachers' toward STIFIn tools and students' genetic personality identification. The second step was to determine the methods and approaches according to the genetic personality identification and implement them into the learning process. There was also an evaluation activity by cooperating with the parents. This study showed that STIFIn implementation is useful to help the teachers identify their students' potency and optimize them.... From the viewpoints above, it may be inferred that creativity results from someone's capacity to collaborate between ideas or concepts with past findings to add value and create something new. Great curiosity is a sign of a child's inventiveness Ubaidillah, 2018. According to Fauziani & Fatimah, the development of children's creativity must be tailored to their needs, abilities, and interests Fauziani, 2017. ...Agustinus Tandilo MammaSirjon SirjonThis study aimed to increase children's creativity by exploring the natural surroundings of group A children at TK Tunas Dansari Dosay, Jayapura Regency. The subjects of this study were 15 children. This research is a classroom action research method using the action model from Kemmis and Mc Taggart. Data collecting was observation and documentationādata analysis using qualitative descriptive analysis. The results showed an increase in the creativity of group A children in TK Tunas Dansari Dosay. The research data showed that before the action, the average group value was After being given action cycle I, the average result was action II amounted to and increased in action III In cycle II, an action I increased to action II increased to and action III increased to Based on these data, exploring the surrounding nature can increase the creativity of group A children at TK Tunas Dansari Dosay, Jayapura UswatunLilis SuryaniMona El LizaNor Ilman SaputraThis study aims to describe the development of children's critical thinking skills cognitive in learning the BCCT model. Because the ability to think critically cognitive is an important aspect of child development that is directly related to the learning process and determines the success of children in school. The focus of this research is to determine the background, objectives, plans, concepts, benefits, advantages, disadvantages, and the impact of the BCCT learning model in developing children's critical thinking skills. The research approach used is a qualitative approach and uses a type of descriptive research that attempts to describe and interpret existing data. Data collection techniques in this study used the Miels and Hubeman model of analysis, namely observation, interviews, and documentation. Data analysis through data collection, data reduction, data presentation and drawing conclusions. The results of the research conducted by the researcher can be concluded that the application of BCCT learning in developing critical thinking skills children are very enthusiastic in every game play, which is carried out using four playing platforms, namely environmental footholds, initial footings, playing platforms, playing platforms, footing after playing. Playing activities at the children's center can stimulate the development of critical cognitive thinking skills. Thus researchers can conclude that learning BCCT can improve children's critical thinking NipriansyahRambat Nur Sasongko Muhammad KristiawanPutri Fatmawati Arinal HasanahThe STEAM method is applied to early childhood to provide broader thinking power in problem solving. Penelitian aims to describe the learning STEAM Science, Technological, Engineering, Art and Mathematic with media loose parts that can enhance the creativity and imagination of children. The research method used is descriptive qualitative using observation, interviews and documentation. In data analysis techniques, researchers used qualitative analysis techniques using data reduction, data presentation, and drawing conclusions. The research was conducted in 4 meetings in group B with 12 children. The results showed that STEAM learning with losse parts media could increase children's creativity and imagination. This can be seen from the observation that was made 4 times, all children experienced good development when learning with losse parts STEAM with losse parts can be applied to earlyplay groups childhood education, both inand kindergarten. This research not only improvescreativity children'sbut also increases children's imagination, the loose parts media used are also unique and SumiyatiSiswanto Masruri Maemonah MaemonahPenelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pembelajaran sentra pada lembaga Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Pati. Menggunakan penelitian kualitatif, berupa data-data tentang penyelenggaraan model pembelajaran sentra, langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran sentra, dan kemajuan anak yang diperoleh melalui proses belajar menggunakan model pembelajaran sentra. Objek penelitian ini terdiri atas tiga lembaga dengan kecamatan berbeda, yaitu TK Aisyiah 2 Pati, TK Bintang Kecil dan TK An-Nismah. Subjek penelitian ini, meliputi guru-guru, kepala sekolah, dan peserta didik tiga lembaga tersebut. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi partisipasi pasif, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa lembaga TK yang berada di Kabupaten Pati menerapkan pembelajaran sentra dengan menggunakan empat pijakan main, meliputi penataan lingkungan main, pijakan sebelum main, pijakan saat main dan pijakan setelah main. Namun, masing-masing lembaga memiliki perbedaan pada pelaksanaan pembelajaran sentra, pembagian waktu kegiatan, dan pembagian Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai AspeknyaAhmad SusantoAhmad Susanto. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar dalam Berbagai Aspeknya. Jakarta Kencana Prenada Media Kreatif Berbasis Kecerdasan JamakBambang Sujiono Dan Yuliani Nurani SujionoBambang Sujiono dan Yuliani Nurani Sujiono. 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta PT. dan Memahami PAUDHelmawatiHelmawati. 2015. Mengenal dan Memahami PAUD. Bandung Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori & Aplikasi oleh Mukhtar Latif -Gramedia Digital IndonesiaMuhtar LatifMuhtar Latif, dkk. 2013. Orientasi Baru Pendidikan Anak Usia Dini Teori & Aplikasi oleh Mukhtar Latif -Gramedia Digital Indonesia. Jakarta Kencana Prenada Media PAUD. Bandung Remaja Rosda KaryaMulyasaMulyasa. 2012. Manajemen PAUD. Bandung Remaja Rosda Karya. Noorlaila. 2010. Panduan Lengkap Mengajar PAUD. Yogyakarta Pinus Book Seni Anak Usia Dini. Bandung PT Remaja RosdakaryaNovi MulyaniNovi Mulyani. 2017. Pengembangan Seni Anak Usia Dini. Bandung PT Remaja Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD yangY RumandaRumanda, Y., & hikmah. 2011. Modul Diklat Dasar 4 Pembelajaran PAUD yang Menyenangkan Melalui Bermain. Jakarta Kementerian Al-Athfal Jurnal Pendidikan Anak, Vol. 4 2, Desember 2018, 161-176 175Implementasi dan Inovasi Kurikulum PaudSuyadiSuyadi. 2014. Implementasi dan Inovasi Kurikulum Paud 2013. Bandung PT. Remaja Rosda Karya.
SosraitAdalah Salah Satu Unit Business Pt Toya Konsep Alam, Wholesale Produk-Produk Alam Yang Dipasarkan Secara Online Dengan Konsep B2b.Pt Toya Konsep Alam Berdiri Sejak 2002 Dan Sudah Memiliki Pabrik Di Sumba, Bali, Lampung, Cibitung Dan Cikarang.Tersertifikasi Iso 9001 2015, Tersertifikasi Produk Organik Dan Halal Mui.Semua Produk Sosrait Adalah Hasil
Related PapersAlat Peraga adalah sarana yang dapat merangsang aktivitas anak untuk mempelajari sesuatu tanpa anak menyadarinya, baik menggunakan teknologi modern,konvensional,dan tradisional. APE didesain secara sederhana dan ringan sehingga mudah untuk dibawa dan dijinjing oleh anak. Bahan yang biasa digunakan harus aman bagi siswa. Bahan yang bisa digunakan adalah bahan yang berada dilingkungan sekitar seperti kayu, styrofoam,busa, tekstil, kardus, tali, karet, kulit, karton dan bahan alam lainnya seperti batu,kayu, daun-daun, biji-bijian, pelepah pisang,bambu dll. Pentingnya penggunaan alat peraga bagi anak didik paud diantaranya merangsang Motorik anak didik, mengenal Bentuk Benda Pada Anak Didik, dan mempermudah Guru Dalam Proses Belajar Mengajar PAUD. Selanjutnya setelah memilik APE untuk siswa, diperlukan evaluasi Output Pembelajaran Pada Anak Didik Setelah Menggunakan Alat Peraga. Fungsi Evaluasi dilakukan untuk mengetahui apakah media yang dibuat dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan atau tidak. Evaluasi media ini terdiri dari evaluasi permatif yaitu proses pengumpulan data tentang efektivitas dan efisiensi bahan pembelajaran, sedangkan evaluasi sumatif digunakan untukCreativity is one of the objectives for nonformal education. However, creativity is not well developed enough as it was observed at Play Group of Aisyiyah 02 Pati. Through waste cartoon, children can be trained to develop their creativity. The article reports the progress of how waste cartoons be made as puppets. It is an art work, and students should be creative. The progress shows how talented and creative learners are in producing puppets and telling stories , on Permendikbud No. 137 concerning National Standards for Early Childhood Education, early childhood educators are professionals in charge of planning, implementing learning, and assessing learning outcomes, as well as providing guidance, training, care and protection. Therefore, to support the learning process in teaching and learning activities, it is necessary for the creativity of teachers to develop, plan and implement their use in the use of teaching media such as Educational Game Tools, better known as APE. Based on initial observations, the phenomenon that occurs in the early childhood education environment is found to be low in the use of Educational Game Tools and teacher creativity in the learning process. The fact that exists in the field is what makes researchers carry out programs that can improve the quality of teachers in East Lombok through learning development training. This training for professional educators or teachers is a technique for planning teachin...Permasalahan yang ditemukan dalam mengembangkan kreativitas anak di TK Negeri Pembina Sikur adalah tidak dimanfaatkannya alat permainan edukatif yang sudah disediakan oleh sekolah. Alat permainan edukatif yang ada hanya menjadi simpanan di gudang dan tidak pernah di aplikasikan dalam pembelajaran anak. Guru lebih monoton mengajar menggunakan majalah dan buku tugas anak. Jenis penelitian yang digunakan yaitu eksperimen dengan desain Randomized Pretest-Postest Control Group Design yaitu adanya kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Untuk memperoleh pengembangan yang optimal, kelompok perlakuan diberikan treatmen sebanyak 5 kali sedangkan kelompok kontrol tidak mendapat perlakuan. Untuk mendapat hasil data yang sesuai, peneliti mengumpulkan data dari hasil observasi, dokumentasi dan instrumen pengembangan kreativitas anak. Subjek yang diambil sebanyak 2 kelas yaitu kelas A1 sebagai kelompok perlakuan dengan jumlah 10 anak yang terdiri dari 4 laki-laki dan 6 perempuan, dan kelompok A2...The problem of this study was the lack of teachers knowledge especially in using learning educational games. This study aimed to describe teachers knowledge of educative tools in learning. The study population was all early childhood teachers qualified as bachelor degrees with a total of 87 teachers. The research sample was 47 teachers by using purposive sampling techniques. Data were collected by using tests and analyzed by using descriptive quantitative. The results showed that 60% teachers has lack understanding in using educational tools, while there were 13% teachers who do not even know about the using of educational tools. From all the indicators it can be showed that teachers has a lack of understanding in benefits 64%, requirements 55% and management of tools educative learning 75%. It can be concluded that teachers still has a lack understanding in managing educative tools in learning. Masalah penelitian ini adalah kurangnya guru memanfaatkan alat permainan edukatif ...Keterlambatan perkembangan motorik halus dapat berdampak pada menurunnya kekuatan otot dan jari-lengan. Bentuk kegiatan yang dapat mengembangkan motorik halus anak salah satunya kegiatan meronce. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. Metode penelitian adalah eksperimen dengan jenis design one group pre-test and post-test. Partisipan dalam penelitian ini adalah anak usia 5-6 tahun, yaitu kelompok B2 sebagai eksperimen dengan berjumlah 15 anak yang dilakukan di RA Al-Ikhwan School selama Bulan Juni 2020. Uji hipotesis menggunakan uji-t dengan program SPSS Teknik pengumpulan data yang dipakai pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Berdasarkan data hasil uji-t memperoleh nilai Sig 2-tailed sebesar 0,000 < 0,05, artinya diterima dan ditolak. Kesimpulan dari penelitian ini, ada pengaruh kegiatan meronce terhadap perkembangan motorik halus anak usia 5-6 tahun. D...ABSTRAK Penelitian ini berawal dari kenyataan bahwa kurang berkembangnya kemampuan motorik halus pada anak usia dini. Motorik halus anak belum berkembang secara optimal. Hal tersebut ditunjukan dengan gerakan jari jemari anak yang masih kaku untuk melakukan kegiatan motorik halus, seperti mengenggam, meremas, memilin dan mencetak belum sempurna. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan penggunaan media playdough dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak usia dini. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian studi literatur atau studi kepustakaan dengan teknik pengambilan data dari hasil menelaah buku-buku, jurnal, majalah, dan artikel yang berhubungan dengan topik penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan penggunaan media playdough motorik anak berkembang dengan baik sehingga tujuan dalam mengembangkan motorik halus anak bisa tercapai sesuai harapan. ABSTRACT This research stems from the fact that fine motor skills are less developed in early childhood. fine motor skills of children have not developed optimally. This is indicated by the still stiff finger movements of the child to perform fine motor activities, such as grasping, squeezing, twisting and printing rudely. The purpose of this study is to describe the use of playdough media in improving fine motor development in early childhood. The type of research used is literature study research with data collection techniques from the results of reviewing books, journals, magazines, and articles related to the research topic. The results showed that by using playdough media, children's motor skills developed well so that the goals in developing children's fine motor skills could be achieved as expected. PENDAHULUAN Masa usia dini merupakan masa yang sangat penting bagi perkembangan kehidupan selanjutnya karena pada masa usia dini merupakan masa peka atau masa golden age. Pada masa ini anak lebih mudah untuk menerima rangsangan dari lingkungan untuk menunjang perkembangan jasmani dan rohani yang ikut menentukan keberhasilan anak didik mengikuti pendidikan di kemudian hari Yusanti & Suryana Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak sehingga disebut usia keemasan. Masa ini merupakan masa pembentukan jaringan otak dan perkembangan psikologis dan emosi anak, agar tumbuh kembang anak baik dan berjalan sesuai dengan kematangan usianya, jangan sampai masa emas ini berlalu tanpa adanyaModel pembelajaran adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada anak dan di dalam lingkaran. Model pembelajaran sangat menentukan terhadap pencapaian aspek perkembangan anak usia dini. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tentang penerapan model pembelajaran sentra di TK Amani Insani Yogyakarta. Subjek penelitian menggunakan anak usia 5-6 tahun atau kelompok B, kepala sekolah, dan guru kelompok B. Teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan dokumentasi. Adapun teknik analisis data menggunakan model dari Miles Huberman. Uji keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran sentra di TK Amal Insani sudah diterapkan dengan baik. Terdapat sentra persiapan, sentra bahan a;am dan cair, sentra imtaq, sentra main peran, sentra balok, seni-kreativitas dan sentra musik-olah tubuh. Faktor pendukungnya terdiri atas, kompetensi kepala sekolah, peran kepala sekolah dan kelengkapan APE Alat Permainan Edukatif. Selanjutnya faktor yang menghambat adalah lemahnya guru yang kreatif dan lemahnya karakter guru.
Alatperaga yang diproyeksikan Film slide dan filmstrip Adapun beberapa contoh alat peraga yang dapat digunakan dalam mengajar yaitu. Macam-macam Alat Peraga Edukatifmedia. Seuntai mutiara yang terpendam. Asemen dalam pembelajaran sains sd. Bola mini warna 2. Balok kayu 180 cm x 90 cm 4. Contoh alat peraga pada pelajaran ipa Standar
Kelas Baby House di Sentra Bahan Alam Sebutan āSentra Bahan Alamā dalam Metode Sentra bisa dikatakan sebagai peng-Indonesia-an bukan penerjemahan dari Sensory Center, yang di dalamnya tersedia kesempatan bagi anak untuk āmain berantakanā messy play. Bahan-bahan dan alat-alat main yang digunakan di Sentra Bahan Alam memungkinkan organ-organ sensorimotor anak bekerja untuk mengenal, mengeksplorasi dan menemukan pengetahuan atau konsep yang berkaitan dengan benda-benda yang ada di sekitarnya. Anak berkesempatan mengenal sifat-sifat benda, mengamati, menyentuh, memegang, merasakan teksturnya, juga menemukan pengalaman-pengalaman konkret tentang kejadian dan hubungan sebab-akibat melalui interaksi dengan bahan-bahan dan alat-alat. Sentra Bahan Alam memang disediakan untuk memfasilitasi dorongan ingin tahu curiosity anak pada benda-benda. Anak usia dini sejak masa paling awal kehidupannya adalah peneliti. Bayi yang menggenggam jari ibundanya sesungguhnya ia sedang belajar. Kulit tangannya yang halus menyerap informasi tentang tekstur dan informasi itu terekam dalam otaknya. Ada dorongan dalam dirinya untuk mengarahkan benda yang dia pegang ke mulutnya untuk mengeksplorasi lebih jauh. Karena itu, para Bunda yang mengasuh bayi perlu berhati-hati agar tidak memenggal upaya eksplorasi sang buah hati. Meskipun ia bayi yang baru berusia seminggu, ajaklah berbicara dengan nada suara yang nyaman dan menyenangkan. Terangkan banyak informasi tentang apa yang dia pegang. Sebisa mungkin ungkapkan dengan kata-kata setiap hal yang Bunda lakukan saat berada bersama bayi. Termasuk meminta izin, jika Bunda ada keperluan untuk meninggalkannya sesaat, misalnya untuk ke kamar mandi. Sebab, informasi-informasi dan kosakata yang Bunda ucapkan akan membantu bayi berlatih membangun pengetahuan dan konsep. Seiring dengan proses penyempurnaan fungsi-fungsi panca indera, bagian-bagian tubuh dan organ-organ tubuhnya, kemampuan anak untuk menyerap informasi dan belajar itu terus meningkat kualitasnya. Modal naluri untuk meneliti dan belajar itu oleh pemikir Swiss, Jean Piaget, dinamakan schema, yang meningkat melalui proses asimilasi dan adaptasi. Baca juga posting terdahulu berjudul, āBermain itu Belajarā. Peningkatan kualitas schema berarti bertambah pula moda-moda belajar anak, seiring dengan bertambahnya keragaman informasi dan pengetahuan yang telah diserapnya. Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasinya melalui bermacam-macam kegiatan main. Anak bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump, menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Anak juga bisa bermain finger painting dengan bahan dari tepung maizena, main ublek, bereksperimen bentuk-bentuk geometri atau bentuk apapun dalam imajinasinya dengan playdough, melukis dengan kuas, bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur dan lain-lain. Tak pelak, kegiatan-kegiatan main itu berisiko membuat anggota tubuh atau pakaian anak anak-anak menjadi basah atau belepotan. Itu sebabnya permainannya dinamakan āmessy playā. Sentra Bahan Alam memberi kesempatan anak-anak bereksplorasi seluas-luasnya, kalau perlu dengan risiko basah atau belepotan. Tapi, pada saat yang sama, risiko itu sekaligus juga menjadi peluang untuk membangun sikap tanggungjawab, memahami aturan main dan mengerti konsekuensi perbuatan melalui pengalaman-pengalaman main yang konkret. Anak-anak belajar mengenal batasan-batasan, aturan, konsekuensi, dan karena itu belajar mengontrol diri, sikap serta gerakan. Anak-anak yang mendapat giliran bermain di Sentra Bahan Alam, terutama yang masih Play Group dan TK-A, selalu membawa pakaian ganti. Namun, ketika sudah memasuki TK-B mereka biasanya tidak memerlukan pakaian ganti, karena gerakan-gerakan dan sikap-sikap mereka sudah terkontrol. Mereka mengerti, ada konsekuensi bila terlalu asyik dan tidak dapat mengontrol diri saat āmessy playā. Bisa-bisa kesempatan bermain dengan permainan yang ākeringā menjadi berkurang, atau bahkan tidak ada lagi. Permaian yang ākeringā itu antara lain menyendok dan menuang jagung dengan alat takar berbagai ukuran, menggambar dengan krayon/pensil warna pada kertas, menyetrika baju-baju dengan setrika mainan dan lain-lain. Begitulah kekayaan fasilitas pembelajaran dalam Sentra Bahan Alam, meskipun bahan-bahan dan alat-alat mainnya cukup sederhana. Anak-anak berkesempatan belajar tentang konsep-konsep dasar matematika dan sains, sekaligus membentuk sikap-sikap positif yang mereka butuhkan untuk kehidupan mereka saat dewasa. Mereka belajar mengenal dan memahami secara logis aturan main dan batasan-batasan serta belajar menjalankannya. Mereka juga membangun keterampilan sosial selama berinteraksi dengan teman-teman bermain. Tak kalah pentingnya, Sentra Bahan Alam juga membangun kekuatan otot-otot motorik kasar anak, yang dibutuhkan antara lain untuk bisa memegang alat tulis dan menulis. Di dalam Sentra Bahan Alam ada harmoni pembangunan otot-otot dasar kehidupan anak usia dini, yang tidak boleh dilewatkan selama periode usia emas golden age. Sebab, pembangunan otot-otot dasar kehidupan itu pada hakikatnya adalah pembangunan struktur otak, yang 80 persennya selesai pada periode usia dini. Kegiatan-kegiatan bermain seperti di atas bisa saja diulang pada usia berapa saja, tapi tidak pernah ada kesempatan kedua untuk membangun struktur otak. Jadi, wahai ayahanda-bunda, berhentilah menuntut guru TK/RA/PAUD mengajari putera-puteri kita baca-tulis-hitung. Banyak hal yang jauh lebih penting dari sekadar kemampuan calistung pada anak usia dini. Sebab, jika kesempatan emas itu terlewatkan dan otot-otot dasar kehidupan mereka tidak terbangun secara terpadu dan menyeluruh, maka putera-puteri kita akan mengalami kesulitan besar dalam menghadapi berbagai tantangan di masa dewasanya kelak. Sumber
2 Mengosongkan papan paku terlebih dahulu. 3. Menyediakan karet gelang dua warna yang berbeda sebagai alat yang bisa membentuk bangun datar yang diinginkan. 4. Mengocok dadu, lalu lihat rumus bangun apa yang keluar. Setelah itu bentuklah bangun geometri sesuai dengan rumus yang keluar tersebut. 5. Menentukan ukuran bangun datar yang akan
Sentra Bahan Alam adalah salah satu wahana bermain anak usia dini dalam model pembelajaran Metode Sentra. Di dalamnya tersedia berbagai macam alat dan bahan yang dibutuhkan anak untuk membangun kemampuan sensorimotor agar berfungsi sempurna dalam mengarungi kehidupannya di kemudian hari. Bila dilihat sepintas dari jenis alat dan bahan serta bentuk kegiatan-kegiatannya, terutama bagi yang belum pernah mengenal Metode Sentra, Sentra Bahan Alam tampak seakan-akan arena bermain yang tidak penting. Biasa, sepele, tidak keren. Bahkan, walau mudah diadakan di rumah, sangat mungkin tidak banyak orangtua yang tergoda untuk mengadakannya bagi putra-putri mereka. Untuk apa?Nah, āuntuk apa?ā Tapi, Metode Sentra justru menempatkan Sentra Bahan Alam sebagai wahana krusial, untuk mencukupi kebutuhan-kebutuhan krusial, pada fase krusial tumbuh-kembang anak. Bila kebutuhan-kebutuhan itu tidak terpenuhi, anak akan menghadapi berbagai kesulitan di kemudian hari. Mulai fase awal periode sekolah, sampai saat ia memasuki dunia kerja. Alat dan Bahan Mari kita tengok apa saja isinya. Di dalamnya ada alat-alat bermain kering dan basah. Ada bahan-bahan yang lengket, yang bisa bikin tangan, badan dan pakaian anak belepotan. Ada kuas dan kertas untuk melukis. Tapi, ada juga alat-alat yang memungkinkan anak mendapatkan pengalaman tak terlupakan ābermatematikaā, ābergeometeriā, bahkan āberfisikaā. Anak bisa bermain aneka biji-bijian yang dilengkapi dengan wadah berbagai ukuran dan alat takaran. Bisa juga disediakan benda-benda lain berbentuk dan bertekstur khas seperti kerang. Alat-alat bermain kering lainnya adalah baju dan setrika mainan, dan⦠kertas serta krayon untuk menggambar. Anak-anak juga bisa bereksplorasi menuangkan imajinasi bentuk-bentuk dengan playdough. Pengembaraan imajinasi anak juga bisa difasilitasi dengan alat lukis dengan kuas berbagai ukuran dan cat air. Media lukisnya berupa kertas ukuran besar yang dipasang di papan lukis. Selain itu, ada kegiatan yang tak semua anak bisa segera menikmatinya bahkan, enggan untuk mencoba finger painting dengan ublek. Ada yang seru dan semua anak pada umumnya menyukai dan keasyikan bermain air. Ada ember, bak, jerigen, botol dan gelas plastik, hand-pump, spons dan lain-lain. Terutama karena alat-alat ini, dan terutama untuk anak usia toddler sampai tingkat TKA-A, baju ganti menjadi kebutuhan ketika anak mendapat giliran bermain di Sentra Bahan Alam. Tujuan dan Manfaat Sentra Bahan Alam Dampak langsung dari kegiatan-kegiatan tersebut adalah penajaman kemampuan sensorimotor anak. Melalui alat pancainderanya, anak mengenal berbagai bentuk, sifat, dan tekstur benda. Pada saat yang sama, kegiatan-kegiatan itu juga membangun kemampuan otot-otot motorik kasar dan halus yang dibutuhkan melakukan bermacam-macam aktivitas belajar di kemudian hari, seperti menulis, menggaris, memotong, membuat karya seni, bermain musik dan sebagainya. Sekali lagi, bila pandang begitu saja alat dan bahannya, kesannya jadi remeh. Tapi dengan Metode Sentra, yang remeh dan sepele itu justru sesuggguhnya punya makna besar dan penting. Sebab, ada elemen-elemen penting yang diasupkan ke dalam kegiatan-kegiatan āsepeleā tersebut. Yang pertama, tentu saja, adalah pijakan yang diberikan oleh guru. Pijakan atau dalam istilah pedagogisnya, scaffolding, adalah stimulus dan respons guru sebelum, selama dan sesudah anak bermain. Untuk memahami lebih jauh tentang scaffolidng, silakan baca artikel sebelumnya, Makna Scaffolding dalam Metode Sentra.] Dari pijakan guru, anak menemukan dan membangun pemahaman tentang berbagai konsep. Apa saja? Banyak. Anak memahami konsep tentang ukuran kecil-besar dan pendek-panjang; konsep hubungan sebab-akibat; jenis dan tekstur benda-benda, perubahan-perubahan fisika, gerak benda, hitungan artitmetika dan lain-lain. Secara otomatis, pijakan guru menjadi instrumen krusial membangun perbendaharaan kosakata anak dengan pemahaman dari pengalaman-pengalaman langsung. Singkatnya, Sentra Bahan Alam adalah wahana bagi para calon peneliti yang peka dengan berbagai fenomona di sekitar dirinya. Para calon peneliti yang tak membiarkan fenomena-fenomena mena , menangkap kedua adalah aturan main, yang dalam kegiatan bermain anak di Metode Sentra biasa disebut āProsedur Kerjaā. Dengan āprosedur kerjaā yang dinyatakan berulang-ulang secara verbal oleh guru, anak membangun kemampuan mengenal batasan, mengontrol diri. Silakan Baca Artikel Sebelumnya, Satu Momen di Sentra Bahan Alam Konsekuensinya, kedua elemen penting itu membutuhkan guru yang cakap berkomunikasi; memahami secara mendalam perkembangan dan kebutuhan anak; memahami jenis-jenis main dan tujuan-tujuannya; dan lain-lain. Tanpa itu, bisa jadi akan benar adanya bahwa Sentra Bahan Alam hanya menjadi wahana yang sepele dan tidak bermakna apa-apa. Buku panduan lengkap Metode Sentra enam Sentra dalam satu buku sudah tersedia. Judulnya, Pendidikan Karakter dengan Metode Sentra edisi yang telah direvisi. Buku panduan ini dilengkapi dengan pembahasan komprehensif tentang tahap perkembangan anak, tiga jenis main, kecerdasan jamak, sekaligus panduan bagaimana aplikasinya dalam kegiatan pembelajaran serta cara mengobservasinya. Silakan, Pemesanan via Google Form Post navigation
SENTRAKELOMPOK/USIA SEMESTER/MINGGU Tema/Sub tema/Sub Sub Tema : SENI : B/5-6 Tahun : 2/17 : Alam Semesta/Benda ā benda Langit HARI, TANGGAL WAKTU : Senin, 3 MEI 2021 : 08.00 ā 12.30 WIB Aspek Perkemb. Kompetensi Dasar(KD) Kegiatan Pembelajaran dan Materi Alat Peraga/Sumber Bahan Rencana Penilaian I. KEGIATAN AWAL ± 60 MENIT I.
This research aims to improve the starting ability of using natural materials. In the child group B in the PAUD Terpadu Rajawali, Kabupaten Samosir. This research is a study using the Kemmis Model and the Mc Tagart that is done in two cycles, of each cycle consists of 5 meetings. The study subject consisted of 20 children, 10 boys and 10 girls. This research object in the form of development improves the starting ability to use natural materials. Data collection uses observation and documentation. The results of this study indicate that the calculation of the start using natural materials and materials is around us. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Aį¹fÄluna Journal of Islamic Early Childhood Education December 2018, Vol. 1 No. 2 47 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN MENGGUNAKAN BAHAN ALAM The Efforts to Increase Beginning Calculation Ability by Using Natural Materials Fitri Simanjuntak1, Hasnah Siahaan2 12PAUD Terpadu Rajawali, Samosir 1rindofitri12 2hasnahsiahaan27 First Received 21 June 2018 Final Proof Received 20 July 2018 Abstract This research aims to improve the starting ability of using natural materials. In the child group B in the PAUD Terpadu Rajawali, Kabupaten Samosir. This research is a study using the Kemmis Model and the Mc Tagart that is done in two cycles, of each cycle consists of 5 meetings. The study subject consisted of 20 children, 10 boys and 10 girls. This research object in the form of development improves the starting ability to use natural materials. Data collection uses observation and documentation. The results of this study indicate that the calculation of the start using natural materials and materials is around us. Keywords Beginning Calculation, Natural Materials Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkankemampuan berhitungpermulaan menggunakan bahan alam. Pada anak kelompok B di PAUD Terpadu Rajawali Kabupaten Samosir. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan Model Kemmis dan Mc Tagart yang dilakukan dalam dua siklus, dari setiap siklus terdiri dari 5 pertemuan. Subjek penelitian terdiri dari 20 anak, 10 laki-laki dan 10 perempuan. Objek penelitian ini berupa pengembangan meningkatkan kemampuan berhitungpermulaan menggunakan bahan alam. Media pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berhitung permulaan menggunakan bahan alam dan bahan ada di sekitar kita. Kata Kunci Berhitung Permulaan, Bahan Alam - PENDAHULUAN Anak merupakan individu yang unik, dan memiliki kekhasan tersendiri kajian tentang anak selalu Menarik sehingga memunculkan berbagai pandagan tentang arti sebenarnya hakikat seorang anak. Guru, Teman Kanak-kanak sebagai pelaku pendidikan yang secara langsung perkembangan dengan anak sangat penting memahaminya sesuai dengan tugas perkembangan anak pada setiap tingkat usia tertenu. Untuk meningkatkan mutu pendidikan anak, sangat di perlukan pemahaman yang mendasar mengenai perkembangan diri anak, terutama yang terjadi dalam proses pembelajaraannya. Dengan pemahaman yang cukup mendalam atas proses tersebut diharapkan kita sebagai guru yang meliputi orangtua, pendidik disuatu lembaga pendidikan dan Upaya Meningkatkan Kemampuan⦠- Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 48 sebagai pemerhati pendidikan, maupun mengadakan eksplorasi, merencanakan, dan mengimplementasikan penggunaan sumber belajar Proses belajar mengajar tidak akan berhasil dengan optimal bila suatu sekolah tidak menyediakan sarana yang memadai, disinilah perlunya daya imajinasi guru ataupun calon guru dalam menciptakan sumber belajar dengan bahan yang ada sehingga tidak ada kata ātidak ada danaā yang dijadikan alasan untuk tidak menyediakan suatu alat/sumber belajar anak. Berhitung di TK tidak hanya terkait dengan kemampuan kognitif saja, tetapi juga kesiapan mental sosial dan emosional, karena itu dalam pelaksanaannya harus dilakukan secara menarik, bervariasi dan menyenangkan. Metode berhitung merupakan bagian dari matematika, hal ini diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan selanjutnya Depdiknas, 2007. Adapun masalah yang dihadapi guru, meliputi anak-anak kurang berminat belajar berhitung, dan kurang mampu memilih dan menggunakan metode pembelajaran serta alat peraga dalam pembelajaran masih terbatas. Oleh karena itu untuk memecahkan permasalahan diatas peneliti mencoba mencari jalan keluar dengan upaya perbaikan pembelajaran melalui penelitian tindakan kelas agar tercipta suasana yang Terpadu Rajawali sebagai tempat penelitian penulis berada di sebuah kecamatan, dimana masih mudah untuk menemukan bahan alam yang diperlukan untuk dijadikan bahan pembelajaran anak . Hal inilah yang mendorong penulis untuk memanfaatkan bahan alam sebagai media pembelajaran, dimana diharapkan dengan mengeluarkan biaya yang sedikit namun dapat berdampak besar dalam perkembangan Kognitif Anak dalam berhitung Permulaan. Dalam kamus Bahasa Indonesia kemampuan berasal dari kata āmampuā yang berarti kuasa, sanggup, melakukan sesuatu, dapat, berada, kaya, mempunyai harta berlebihan. Kemampuan adalah suatu kesanggupan dalam melakukan sesuatu yang harus ia lakukan. Ada beberapa teori tntang kemampuan yakni 1. Menurut Chaplin, Ability adalah kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan merupakan tenaga daya kekuatan untuk melakukan suatu perbuatan. 2. Menurut Robbins kemampuan bisa merupakan kesanggupan bawaan sejak lahir, atau merupakan hasil latihan atau praktek. 3. Menurut Sudrajat menghubungkan kemampuan dengan kata kecakapan. Setiap individu memiliki kecakapan yang berbeda-beda dalam melakukan suatu ini mempengaruhi potensi yang ada dalam diri individu tersebut. Jadi, dapat disimpulkan bahawa kemampuan adalah yang dapat dikuasai oleh anak setelah terjadinya proses belajar. Kemampuan anak TK tentu tidak sama dengan kemampuan anak pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mengingat Upaya Meningkatkan Kemampuan⦠- Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 49 usia, kematangan cara berpikir anak belum maksimal PGTK 2402. Pembelajaran permainan berhitung pemula di taman kanak-kanak 2000 dijelaskan bahwa berhitung merupakan bagian dari matematika, diperlukan untuk menumbuh kembangkan keterampilan berhitung yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, terutama konsep bilangan yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang kemampuan berhitung yaitu 1. Susanto berpendapat bahwa kemampuan berhitung permulaan adalah 2011 adalah kemampuan yang dimiliki setiap anak untuk mengembangkan kemampuannya, karakteristik perkembangannya dimulai dari lingkungan yang terdekat dengan dirinya,sejalan dengan perkembangan kemampuannya anak dapat meningkat ke tahap pengertian mengenai jumlah, yang berhubungan dengan penjumlahan dan pengurangan. 2. Sriningsih N. berpendapat bahwa kemampuan berhitung permulaan adalah 2008 kegiatan berhitung untuk anak usia dini disebut juga sebagai kegiatan menyebutkan urutan bilangan atau membilang buta. Anak menyebutkan urutan bilangan tanpa menghubungkan dengan benda-benda konkret. Pada usia 4 tahun mereka dapat menyebutkan urutan bilangan sampai sepuluh. Sedangkan usia 5 sampai 6 tahun dapat menyebutkan bilangan sampai seratus. Dapat disimpulkan bahwa berhitung merupakan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak dalam hal matematika seperti kegiatan mengurutkan bilangan atau membilang dan mengenai jumlah untuk menumbuh kembangkan ketrampilan yang sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, yang merupakan juga dasar bagi pengembangan kemampuan matematika maupun kesiapan untuk mengikuti pendidikan dasar bagi anak. Pengenalan berhitung sangat bermamfaat paa anak usi dini. Ada beberapa pendapat para ahli tentang mamfaat pengenalan berhitung, diantaranya 1. Suyanto, S 2005 manfaat utama pengenalan matematika, termasuk didalamnya kegiatan berhitung ialah mengembangkan aspek perkembangan dan kecerdasan anak dengan menstimulasi otak untuk berpikir logis dan matematis. 2. Siswanto 2008 mempunyai manfaat bagianak-anak, dimana melalui berbagai pengamatan terhadap benda disekelilingnya dapatberfikir secara sistematis dan logis, dapat beradaptasi dan menyesuiakan dengan lingkungannya yang dalam keseharian memerlukan kepandaian berhitung. Memiliki apresiasi, konsentrasi serta ketelitian yang tinggi. Mengetahui konsep ruang dan waktu. Mampu memperkirakan urutan sesuatu. Terlatih, menciptakan sesuatu secara spontan sehingga memiliki kreativitas dan imajinasi yang tinggi. Anak-anak yang cerdas matematika-logika anak dengan memberi materi-materi konkrit Upaya Meningkatkan Kemampuan⦠- Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 50 yang dapat dijadikan bahan percobaan. 3. Sujiono 2008 permainan matematika yang diberikan pada anakusia dini pada kegiatan belajar di TK bermanfaat antara lain, 1. Membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar, menarik dan menyenangkan. 2. Menghindari ketakutan terhadap matematika sejak awal. 3. Membantu anak belajar secara alami melalui kegiatan bermain. Permainan matematika yang diberikan pada anak usia dini pada kegiatan belajar di Taman Kanak-kanak bermanfaat antara lain, pertama membelajarkan anak berdasarkan konsep matematika yang benar, menarik dan menyenangkan. Kedua, menghindari ketakutan terhadap matematika sejak awal. Ketiga, membantu anak belajar secara alami melalui kegiatan bermain. Sentra bahan alam dipergunakan untuk mempelajari bahanābahan alam seperti pasir, air, play dough, warna dan bahan alam lainnya. Bahan alam memiliki alat-alat penunjang yang akan dipelajari, dalam sebuah kegiatan sentra bahan perbandingan ideal guru dengan murid adalah 110 dan yang menjadi guru bahan alam adalah benar-benar guru yang menguasai sentra bahan alam, baik dari segi kegiatan, maupun mengevaluasi perkembangan dari setiap siswa yang berekspolrasi dengan bahan alam. 1. BatuāBatuan Kita dapat menemukan bentuk batu yang sangat beragam di lingkungan sekitar kita,selain bentuknya yang unuk, batu juga memiliki ukuran yang sangat beragam. Media bernain yang dapat diciptakan dengan media ini sebagai alat hitung-menghitung, bunyi-bunyian, juga dibuat menjadi batu bintang ataupun bentuk yang lainnya. 2. Kayu Memilih kayu sebagai bahan baku untuk alat permainan adalah sangat tepat ada kayu yang keras dan ada pula kayu yang lunak .pilih lah kayu yang cukup keras dan kering agar bubuk atau jamur kayu tersebut tidak mudah di makan oleh anak didik .kayu mahoni dapat juga digunakan sebagai bahan untuk alat permainan untuk anak karena kayu mahoni memiliki serat yang lembut, berwarna merah dan sebaiknya jangan di kayu mahoni ,masih banyak kayu jenis-jenis kayu yang dapat di pakai sebagai alat peraga seluruh bagian tanaman yang ada dapat digunakan sebagai alat pembelajaran. 3. Daun-daunan kering Berbagai jenis daun dapat dipergunakan sebagai alat untuk melukis atau prakarya, seperti membuat topi boneka dari daun ,mencetak. Selain itu, daun juga dapat dipergunakan dalam kegiatan matematika, seperti mengukur daun, membedakan kasar halus, mengelompokan macam-macam bentuk daun 4. Biji-bijian Biji-bijian adalah alat pemainan yang paling mudah di cari, ditemukan dan paling dekat dengan lingkungan sekitar dan kehidupan kita sehari-hari. Bijiābijian yang dapat digunakan Upaya Meningkatkan Kemampuan⦠- Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 51 untuk alat permainan, seperti biji srikaya, biji salak, kacang tanah, biji kacang hijau dapat digunakan sebagai alat untuk mnghitungāhitung atau hiasan. 5. Pelepah Pelepah pohon pisang, pelepah pohon pinang pelepah daun singkong dan pelepah daun pepaya dapat di pergunakan sebagai alat permainan maupun kegiatan kesenian. Pelepah daun singkong bisa digunakan sebagai baling baling begitu pula dengan pelepah pohon pisang dijadikan alat musik ataupun kuda-kudaan. Pelepah pohon-pohon tersebut dapat pula digunakan sebagai alat kreativitas, seperti untuk meronce. METODE PENELITIAN Penelitian ini saya lakukan di PAUD Terpadu Rajawali di Desa Pardomuan I Kec. Pangururan, Kab Samosir pada semester I tahun pelajaran 2018/2019. Subjek Penelitian ini adalah murid di kelompok B PAUD Terpadu Rajawali dan murid yang menjadi subjek penelitian seluruhnya 20 orang, dengan 10 sepuluh perempuan dan 10 sepuluh laki-laki. Waktu penelitian ini di mulai dari tanggal 22 Oktober hingga 02 Novenber 2018. TEMUAN DAN PEMBAHASAN Pada Perbaikan Siklus I, ada beberapa temuan yang menjadi perhatian bagi guru, supervisor, dan teman sejawat, antara lain 1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan lancar. 2. Ada beberapa anak yang menjadikan Media untuk dijadikan bahan masak-masakan. 3. Ada beberapa anak yang tidak melakukan kegiatan. 4. Hasil penilaian kegiatan 20 anak secara keseluruhan Secara umum perbaikan siklus II menunjukkan hasil yang memuaskan. Adapun hal-hal yang akan di bahas dalam siklus ini adalah 1. Kegiatan pembelajaran berlangsung dengan terjadi karena karena penjelasan dan motivasi guru kepada secara bergantian. 2. Hampir semua anak sudah dapat mengikuti keguatan secara benar. Dapat terlihat bahwa anak yang kemampuan melakuan kegiatan sesuai dengan kriteria Berkembang Sangat Baik dan Berkembang sesuai harapan BSB dan BSH ada 19 orang. Anak yang mampu menggunakan kegiatan berhitung permulaan berjumlah 19 orang dan anak yang mampu menggunakan media dengan baik sebanyak 18 orang, sedangkan anak yang mampu melakukan kegiatan sesuai indikator berjumlah 19 orang. Dari pembahasan di atas dapat di tarik kesimpulan bahwa pelaksanaan perbaikan siklus II berhasil dengan perolehan Nilai bekembang sangat baik dan Berkembanng sesuai harapan BSB dan BSH sebanyak 19 orang dari 20 orang atau setara dengan 95%. SIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian selama dua siklus dengan kegiatan berhitung permulaan dari bahan alam yang dilaksanakan di kelompok B di PAUD Terpadu Rajawali dapat meningkatkan kemampuan dan minat berhitung pada anak Usia Dini. Peningkatan ini terlihat dari hasil pengamatan pada akhir perbaikan kegiatan Upaya Meningkatkan Kemampuan⦠- Fitri Simanjuntak & Hasnah Siahaan 52 berhitung, meliputi anak sudah mampu berhitung dengan media, bisa membedakan besar kecil, dan mengenal konsep dan lambang bilangan. Secara kuantitatif, berdasar dari grafik hasil pencapaian akhir siklus II, telah terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya hingga mencapai dari jumlah keseluruan anak kelompok B PAUD Terpadu Rajawali. DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. & Sholeh, M. 1991. Psikologi Perkembangan. Jakarta Rineka Cipta Aisyah, S., dkk. 2008. Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta Universitas Terbuka Feldt, C. S. & Wasik, B. A. 2008. Pendidikan Anak usia Dini. Cet. 1. Klaten PT Macanan Jaya Cemerlang. Hinstock, E. G. 2002 Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak Prasekolah. Jakarta Pustaka Delapratara. Jamaris, M. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta Program Pascasarjana Universitas Meutia, A. C., dkk. 2003. APE untuk Kelompok Bermain. Jakarta Direktorat PAUD Depdiknas Moeslichatoen, R. 1999. Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak. Jakarta Rineka Sudono, A. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Sugiono. 2005. Metode Penelitian Pendidikan Jilid 1. Bandung Alfabeta Sujiono, Y. N. dkk. 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Jakarta Universitas Terbuka Wardhani, I. & Wihardit, K. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta Universitas Terbuka. ... The child can learn to relate natural objects with mathematical symbols. The method of counting is part of mathematics that is indispensable in everyday life, especially the concept of numbers which is the basis for the development of mathematical abilities and readiness to attend further education Simanjuntak & Siahaan, 2018. According to Cockroft Kusmanto & Marliyana, 2014 explaining that mathematics needs to be applied to children because it is used in all aspects of life; mathematical skills are required in all areas of study; it is a powerful, concise, and explicit means of communication; it can be used to present information in a variety of ways; can improve logical thinking ability, accuracy, and spatial awareness; and provide satisfaction with efforts to solve challenging problems. ...Veryawan VeryawanAnita Yus Yasaratodo WauThis study aims to determine the effect of using the make-a-match cooperative learning model on children's numeracy skills. This quasi-experimental research was conducted at Fadnur Aisyah Islamic Kindergarten, North Sumatra, Indonesia. Researchers took 30 students aged 5-6 years with a specific purpose as a sample. We were collecting data using observation sheets to assess children's numeracy skills. The research instruments include mentioning numbers, counting pictures, connecting with symbols, and adding simplicity. The data analysis technique used is the one-way ANOVA test. The results showed that the average numeracy ability of children using the make-a-match learning model was higher than the expository learning model. Therefore, the implications of the make-a-match cooperative learning model can support numeracy skills in early childhood... Pembelajaran di luar kelas merupakan pembelajaran yang menyenangkan bagi anak usia dini dan dapat diingat seumur hidup karena bersentuhan langsung dengan alam yang dapat membuat anak merasa senang Ratnasari, 2020 Bahan alam merupakan pusat pembelajaran menggunakan panca indra secara langsung, melatih motorik, kognitif, sosial, dan emosi sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan menyenangkan. Dengan bahan alam guru dapat berkreasi menciptakan proses pembelajaran yang menarik, sehingga tidak ada lagi kalimat yang terdengar bahwa tidak memiliki media pembelajaran yang diperlukan dalam proses kesiapan berhitung dan menulis serta keterampilan dan perilaku anak Simanjuntak & Siahaan, 2018. Prinsip pembelajarannya bermain sambil belajar, bermain dengan menggunakan alam, dan belajar bersama alam. ...RIKA KURNIA RThis study aims to improve early childhood numeracy skills using natural-based numeracy learning at the Hajar Aswad Makkio Baji Antang Kindergarten. This research is a development research with a borg and gall model. The background of this research is due to the lack of optimal early numeracy skills in Hajar Aswad Kindergarten, and the parents' desire for children to be given games so they can name and match numbers. The data analysis technique was carried out descriptively qualitatively and quantitatively to test the effectiveness of the model. The instruments used are observation and interviews. The data sources were 2 teachers in group B and the research subjects were 16 students aged 5-6 years. The results of the expert test stated that numeracy learning made from natural materials in the form of textbooks was valid and practical to use in the Hajar Aswad Makkio Baji Kindergarten after being validated with 78% criteria. The results of the field test showed that the child's early numeracy skills were growing, it was seen that there was an increase in learning after being given numeracy learning made from nature. ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan berhitung awal anak usia dini menggunakan pembelajaran numerasi berbahan alam di TK Hajar Aswad Makkio Baji Antang. Penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model borg and gall. Latar belakang penelitian ini dikarenakan kurang optimalnya kemampuan berhitung awal di TK Hajar Aswad, dan adanya keinginan orangtua agar anak diberikan permainan sehingga dapat menyebutkan dan mencocokkan bilangan. Teknik analisis data dilakukan secara deskriftif kualitatif dan kuantitatif untuk uji efektivitas model. Instrumen yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Sumber data 2 orang guru di kelompok B dan subjek penelitian 16 orang peserta didik usia 5-6 tahun. Hasil uji ahli menyatakan bahwa pembelajaran numerasi berbahan alam berupa buku ajar valid dan praktis digunakan pada TK Hajar Aswad Makkio Baji setelah divalidasi dengan kriteria 78%. Hasil uji lapangan diperoleh kemampuan berhitung awal anak semakin berkembang terlihat peningkatan belajar setelah diberikan pembelajaran numerasi berbahan alam.... In addition, before the child progresses, the writer and the child make an agreement regarding the rules of the game first so that the child becomes more disciplined and does not disturb other friends who are progressing. This agrees with Simanjuntak & Siahaan 2018 ...This study aims to determine whether or not to develop preliminary numeracy skills in Group A children TK PGRI 04 Kalibatur, Kalidawir District, Tulungagung Regency, using number stick media. This type of research is a Classroom Action Research PTK with a model developed by Kemmis and Mc Taggart. The subjects of this study were 13 children in group A. The data collection techniques used were observation and documentation while the instruments used were child assessment sheets and teacher observation sheets. The data analysis technique used is comparative quantitative technique. In the first cycle the percentage of completeness was the second cycle was and the third cycle was The conclusion of the results of this study is that learning using number stick media can develop initial numeracy skills in Group A children of TK PGRI 04 Kalibatur, Kalidawir District, Tulungagung Regency, 2020/2021Academic Year... So that this media can be a valid medium to improve students' numeracy skills. Simanjuntak & Siahaan 2018 explain the purpose of learning to count for early childhood aims to know the basics of learning to count so that in time the children will be better prepared to take part in learning to count at the next more complex level. ...Based on the results of a preliminary study conducted on 20 children, the number of children who got 4 stars was 3 children with a percentage 15%, 3 stars were 4 children with a percentage 20%, 2 stars were 3 children with a percentage 15%, while those who got 1 star were 10 children with a percentage 50%. This shows that there are still many children who have not been able to count from 1-10, which means that many children have not achieved their learning completeness. For this reason, it is necessary to take action so that children's learning completeness can be achieved. The purpose of this study was to see the effectiveness of using smart tree media in improving children's numeracy skills 1-10. The design chosen for this study was the Kemmis and Taggart Classroom Action Research Model with 3 cycles. The data collection techniques used are performance techniques to collect data about students' numeracy skills and observation techniques to collect data about the learning process when each action cycle is carried out. The results of the data analysis showed that after the third cycle was completed, the learning completeness of the children reached 80%, meaning that there were 16 children who achieved learning completeness. The conclusion is that smart tree media can improve numeracy skills 1-10 in group A children at An-Nur Labuapi hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 20 anak, 3 anak 15% mendapat 4 bintang, 4 anak 20% mendapat 3 bintang, 3 anak 15% mendapat 2 bintang, dan sisanya 10 anak 50% mendapatkan 1 bintang. Hal ini menunjukkan masih banyak anak yang belum dapat berhitung dari 1-10, yang berarti banhyak anak yang belum tercapai ketuntasan belajarnya. Untuk itu perlu adanya Tindakan yang dilakukan agar ketuntasan belajar anak dapat tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah melihat efektivitas penggunaan media pohon pintar dalam meningkatkan kecakapan berhitung 1-10 pada anak. Desain yang dipilih untuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart dengan 3 siklus. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah teknik unjuk kerja untuk mengumpulkan data tentang kemampuan berhitung peserta didik dan teknik observasi untuk mengumpulkan data tentang proses pembelajaran pada saat setiap siklus tindakan dilaksanakan. Hasil analisis data menunjukkan bahwa setelah siklus III selesai dilaksanakan ketuntasan belajar anak mencapai 80%, artinya anak yang mencapai ketuntasan belajar berjumlah 16 anak. Kesimpulannya adalah bahwa media pohon pintar dapat meningkatkan kecakapan berhitung 1-10 pada anak kelompok A TK An-Nur Pengajaran Montessori Untuk Anak PrasekolahE G HinstockHinstock, E. G. 2002 Metode Pengajaran Montessori Untuk Anak Prasekolah. Jakarta Pustaka dan Pengembangan Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta Program Pascasarjana Universitas NegeriM JamarisJamaris, M. 2003. Perkembangan dan Pengembangan Anak Taman Kanak-Kanak. Jakarta Program Pascasarjana Universitas untuk Kelompok BermainA C MeutiaMeutia, A. C., dkk. 2003. APE untuk Kelompok Bermain. Jakarta Direktorat PAUD Depdiknas Moeslichatoen, R. 1999.Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga AkademikA SudonoSudono, A. 1995. Alat Permainan dan Sumber Belajar TK. Jakarta Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Tenaga Akademik. Sugiono. 2005.
Padapertemuan ketiga alat peraga yang digunakan oleh guru adalah alam sekitar siswa yaitu lokal yan
Sentra Bahan Alam ialah salah satu sentra yang ada di PAUD Islam Bintang Juara. Sentra ini dapat membantu merangsang panca indera kakak shalih-shalihah untuk dapat mengenal alam sekitar mereka. Ada 8 ragam kegiatan di Sentra Bahan Alam beserta manfaatnya yang luar biasa, Ayah Bunda. Pada Sentra Bahan Alam ini, kakak shalih shalihah dapat bermain sambil belajar. Tak hanya itu, kakak shalih-shalihah dapat memperlihatkan kemampuan dalam mengenali, menghubungkan, membandingkan, serta membedakan sehingga dapat menumbuhkan motivasi dan kepercayaan diri mereka. PAUD Islam Bintang Juara telah menyediakan fasilitas-fasilitas untuk Sentra Bahan Alam yang akan digunakan oleh kakak shalih-shalihah. Fasilitas tersebut tersedia berdasarkan macam-macam kegiatan Sentra Bahan Alam seperti meronce makaroni, bermain pasir, dan masih banyak fasilitas lain sesuai dengan kebutuhan perkembangan kakak shalih-shalihah. Anak usia dini selalu ingin tahu, terus meneliti dan membutuhkan pengalaman-pengalaman konkret. Sentra Bahan Alam memfasilitasi keingintahuan tersebut melalui bermacam-macam kegiatan main yang bermakna. Kakak shalih-shalihah bisa bermain isi-tuang air ke dan dari jerigen, baik dengan gelas dan corong maupun dengan hand-pump. Aktivitas lain yang bisa dilakukan di Sentra Bahan Alam yaitu menghasilkan gelembung busa sabun dengan alat pengocok, atau memindahkan air dengan spons. Tak hanya itu, kakak shalih-shalihah juga bisa bermain finger painting yang dibuat dari tepung maizena dan main ublek. Bereksperimen membuat bentuk-bentuk geometri atau lainnya sesuai imajinasinya menggunakan playdough adalah kegiatan favorit lainnya di Sentra Bahan Alam. Melukis dengan kuas dan bermain pasir dengan eksperimen alat-alat ukur juga menjadi pilihan yang bisa dilakukan di Sentra Bahan Alam. Ayah Bunda pernahkah me-recalling kegiatan apa yang biasa dipilih oleh kakak shalih-shalihah ketika berada di Sentra Bahan Alam? Tahukah Ayah Bunda bahwa pilihan main kakak shalih-shalihah merupakan tampilan dari tahap perkembangan mereka? Daftar Isi1 Yuk Intip 8 Ragam Kegiatan di Sentra Bahan Alam beserta Manfaatnya! 1. Densitas Stimulasi Main 2. Densitas Main 3. Densitas Meronce 4. Densitas Mencuci 5. Densitas Menjepit 6. Densitas Kocok Air 7. Densitas Terapung 8. Densitas Tuang Isi Air Nah, Ayah Bunda, berikut ini 8 ragam kegiatan di Sentra Bahan Alam. Setiap ragamnya memiliki manfaat masing-masing. Yuk intip satu per satu ragam dan manfaatnya. 1. Densitas Stimulasi Main Pasir Pada densitas ini, kakak shalih-shalihah dapat bermain pasir dengan menggunakan sekop untuk mengambil pasir yang ada di dalam wadah. Kemudian kakak shalih-shalihah dapat mencetak bentuk yang diinginkan sesuai wadah yang telah disediakan oleh Miss. Di Densitas Stimulasi Main Pasir ada banyak manfaat yang dapat membantu perkembangan kakak shalih-shalihah. Salah satu manfaatnya yaitu dapat melatih kemampuan motorik kakak shalih-shalihah 2. Densitas Main Playdough Pada area ini, kakak shalih-shalihah dapat bermain playdough yang telah tersedia. Kemudian, kakak shalih-shalihah dapat berkreasi dengan playdough tersebut sesuai dengan imajinasi mereka. Bentuk yang dihasilkan oleh kakak shalih-shalihah saat bermain dengan playdough menampilkan tahap perkembangan mereka. Ada kakak shalih-shalihah yang baru meremas-remas playdough, tetapi ada juga yang telah memiliki inisiatif untuk membentuk beragam karya dari playdough tersebut. Salah satu manfaat dari densitas main playdough yaitu dapat meningkatkan daya kreativitas dan imajinasi kakak shalih shalihah. 3. Densitas Meronce Makaroni Tersedia makaroni dan tali yang bisa digunakan oleh kakak shalih-shalihah. Kakak shalih-shalihah bisa berkegiatan dengan cara memasukkan tali ke dalam lubang mainan makaroni sesuai dengan jumlah yang diinginkan oleh kakak shalih-shalihah. Kegiatan ini mampu meningkatkan fokus dan kemampuan berhitung kakak shalih-shalihah. 4. Densitas Mencuci Piring Selain untuk meningkatkan kemampuan sensorik, mencuci piring adalah aktivitas sehari-hari yang bisa dilakukan di rumah untuk mengajarkan kakak shalih-shalihah tentang tanggung jawab. Bagi kakak shalih-shalihah yang tidak terbiasa mencuci piring di rumah, akan terlihat tangannya kaku dalam memegang spons dan membersihkan piring, mangkok ataupun gelas yang sudah tersedia. Bahkan tak sedikit yang justru bermain busa dari spons yang diremas-remasnya. 5. Densitas Menjepit Kerupuk Kakak shalih-shalihah bisa berkegiatan dengan kerupuk dan penjepitnya. Cara bermainnya yaitu kakak shalih-shalihah menjepit kerupuk dengan alat yang telah tersedia, lalu memisahkan kerupuk-kerupuk tersebut sesuai dengan warnanya masing-masing. Misal, kerupuk warna biru dikumpulkan dalam satu tempat, begitu pula dengan kerupuk warna lainnya. Kakak shalih-shalihah juga bisa membuat pola dalam tiap wadah. Misal, dalam satu wadah ada 1 kerupuk biru, 1 kerupuk merah dan 1 kerupuk kuning. Terlihat sederhana bukan kegiatan ini, Ayah Bunda? Namun tahukah jika kegiatan ini punya beberapa manfaat sebagai berikut Melatih kemampuan motorik Menguatkan otot tangan Belajar mengenai warna Belajar memahami pola Belajar berhitung 6. Densitas Kocok Air Sabun Di densitas ini, kakak shalih-shalihah bisa menemukan beragam benda, seperti wadah yang berisi air biasa, sabun yang ditempatkan dalam sebuah teko dan alat kocokan. Kegiatan yang bisa dilakukan kakak shalih-shalihah yaitu mencampurkan sabun ke dalam air biasa yang telah tersedia, kemudian kakak shalih-shalihah mengocok air yang telah tercampur sabun hingga menghasilkan gelembung. Selain menghadirkan kebahagiaan dalam cara sederhana, Densitas Kocok Air Sabun juga bermanfaat untuk perkembangan otot tangan kakak shalih-shalihah. 7. Densitas Terapung Tenggelam Kakak shalih-shalihah bisa bermain dengan banyak pilihan benda pada densitas ini, seperti kapal, bebek dan mainan yang bisa terapung lainnya. Kakak shalih-shalihah dapat memilih mainan apa yang akan dimainkan di atas air yang telah tersedia di dalam baskom. Kemudian kakak shalih-shalihah dapat berkreasi dengan cara menyalurkan ide yang mereka miliki. Misalnya, kakak shalih-shalihah berimajinasi bahwa mereka sedang berada di dalam kapal, untuk menguatkan ide tersebut, mereka akan menirukan suara kapal sambil menggerakkan kapal di dalam baskom. Manfaat yang didapat oleh kakak shalih-shalihah saat berkegiatan di Densitas Terapung Tenggelam antara lain mengembangkan kreativitas dan imajinasi. Tak hanya itu Ayah Bunda, di area ini kakak shalih-shalihah juga belajar mengenali ciri fisik sebuah benda dan mengetahui bedanya terapung-tenggelam. 8. Densitas Tuang Isi Air Corong, gelas, teko plastik, centong, jirigen dan air yang telah diberi tiga pewarna berbeda adalah beberapa benda yang bisa ditemui kakak shalih-shalihah. Pada densitas ini, kakak shalih-shalihah dapat memilih air sesuai dengan warna yang diinginkan lalu dipindahkan ke jirigen. Agar air bisa berpindah ke jirigen, kakak shalih-shalihah bisa menyalurkan bermacam-macam ide, seperti; Menaruh corong di atas jirigen yang terbuka, Menggunakan gelas, teko plastik atau centong. Cara yang dipilih oleh kakak shalih-shalihah merupakan tampilan tahap perkembangan mereka. Dari kegiatan ini, kakak shalih-shalihah belajar untuk mengasah kreativitas, melakukan perbandingan, mengetahui tentang penuh dan kurang, serta masih banyak hal lainnya. Ternyata kegiatan yang ada di Sentra Bahan Alam sangat sederhana dan bisa dilakukan di rumah masing-masing bukan, Ayah Bunda? Ayo ajak kakak shalih-shalihah untuk recalling 8 ragam kegiatan tersebut di rumah. Apabila Ayah dan Bunda secara konsisten melakukan kegiatan-kegiatan di atas, insya Allah tumbuh kembang kakak shalih-shalihah dapat distimulasi secara optimal. Semoga informasi ini bermanfaat. Pastikan untuk membagikan artikel ini kepada kerabat dan sahabat ya Ayah Bunda. Sampai jumpa di catatan istimewa Bintang Juara selanjutnya.*** Ditulis oleh Fasya, Diedit oleh Tim Humas & Media Referensi
PROMOALAT PERAGA PLAYGROUND INDOOR PAUD TK TERKANGKAU 2022: Harga : Rp (Hubungi CS) Lihat Detail . Puzzle Hijaiyah Rata Besar. Rp (Hubungi CS) Detail Beli. Order Sekarang Ā» SMS : ketik : Kode - Nama barang - Nama dan alamat pengiriman . Nama Barang: Puzzle Hijaiyah Rata Besar: Harga : Rp (Hubungi CS) Lihat Detail .
Dimensi Panjang 27 cm ; Lebar 14 cm ; Tinggi 16 cm Terdiri atas mobil truk, 18 pasak, 1 palu, dan 1 obeng Daftar Rincian Harga Alat Peraga Pendidikan APE ā PAUD NO NAMA BARANG QTY HARGA TOTAL HARGA SENTRA BALOK 1 BALOK UNIT NATURAL 200 1 Set 3,180,000 3,180,000 2 KERETA BALOK SIRKUS 1 Set 408,000 408,000 3 BALOK HURUF 1 Set 600,000 600,000 4 ASESORIS BALOK 1 Set 360,000 360,000 5 ASESORIS BALOK MASJID 1 Set 792,000 792,000 6 BALOK KASTIL 1 Set 900,000 900,000 7 BALOK WARNA MOBIL 1 Set 312,000 312,000 8 CITY BLOCK 40 1 Set 312,000 312,000 SENTRA KESIAPAN 9 HAMMER JUNGKAT JUNGKIT 1 Set 240,000 240,000 10 HAMMER SEGITIGA 1 Set 168,000 168,000 11 SLIDING SEASHORE 1 Set 408,000 408,000 12 MERONCE 1 Set 456,000 456,000 13 MERONCE BENDA LAUT 1 Set 477,600 477,600 14 KERETA WARNA 1 Set 192,000 192,000 15 POHON HURUF 1 Set 290,400 290,400 16 BELAJAR MEMBACA 1 Set 216,000 216,000 17 GEO SUSUN 5 BENTUK 1 Set 180,000 180,000 18 SANGKAR PENGENAL BENTUK 1 Set 192,000 192,000 19 PASAK 16 GEOMETRI 1 Set 216,000 216,000 20 PASAK SILINDER BERTINGKAT 1 Set 216,000 216,000 21 PASAK KUNCI 1 Set 144,000 144,000 22 RUMAH ANGKA PELANGI 1 Set 276,000 276,000 23 WIRE GAME KUPU-KUPU 3 KAWAT 1 Set 288,000 288,000 24 JAM KAYU 1 Set 204,000 204,000 25 ANGKA DIGITAL 1 DIGIT 1 Set 120,000 120,000 26 POHON ANGKA 1 Set 240,000 240,000 SENTRA MAIN PERAN 27 SAYURAN POTONG 1 Set 228,000 228,000 28 PERALATAN TUKANG / CREATIVE TOOL SET 1 Set 348,000 348,000 29 MOBIL BONGKAR PASANG 1 Set 228,000 228,000 30 RAMBU-RAMBU LALU LINTAS 1 Set 192,000 192,000 31 BONEKA TANGAN PROFESI 1 Set 768,000 768,000 32 BONEKA TANGAN KELUARGA 1 Set 576,000 576,000 33 PANGGUNG BONEKA MEJA 1 Set 432,000 432,000 34 SEPASANG BONEKA ADAT 1 Set 480,000 480,000 35 BONEKA TANGAN BINATANG 1 SET 1 Set 360,000 360,000 36 SLIDING CAR RAKIT 1 Set 240,000 240,000 37 IRISAN BUAH 1 Set 240,000 240,000 38 IRISAN ROTI 1 Set 192,000 192,000 39 PERALATAN MEMASAK 1 Set 168,000 168,000 SENTRA BAHAN ALAM 40 ALAT UNTUK BERMAIN BAHAN ALAM 1 Set 2,520,000 2,520,000 41 KOLAM AIR 1 Buah 336,000 336,000 SENTRA IMTAQ 42 MINIATUR TEMPAT IBADAH MASJID 1 Set 324,000 324,000 43 MINIATUR TEMPAT IBADAH GEREJA 1 Set 324,000 324,000 44 MINIATUR TEMPAT IBADAH PURA 1 Set 324,000 324,000 45 MINIATUR TEMPAT IBADAH WIHARA 1 Set 324,000 324,000 46 MINIATUR TEMPAT IBADAH KELENTENG 1 Set 324,000 324,000 47 GAMBAR PAJANG RUMAH IBADAH 1 Set 240,000 240,000 SENTRA MUSIK 48 KENDANG/JIMBE 1 Buah 288,000 288,000 49 ANGKLUNG 1 Set 264,000 264,000 50 OKULELE 1 Buah 288,000 288,000 51 KEYBOARD 1 Buah 648,000 648,000 52 DRUM SET 1 Set 648,000 648,000 SENTRA SENI 53 BERKREASI DENGAN KAIN FLANEL 1 Set 480,000 480,000 54 BERKREASI DENGAN KOKORU 1 Set 480,000 480,000 ANEKA PUZZLE PENUNJANG TEMA 55 PUZZLE BABY ANIMAL 1 Set 144,000 144,000 56 PUZZLE GEO 3 BENTUK 1 Set 156,000 156,000 57 PUZZLE BENDERA RI 1 Set 96,000 96,000 58 PUZZLE GARUDA 1 Set 96,000 96,000 59 PUZZLE PERALATAN SEKOLAH 1 Set 84,000 84,000 60 PUZZLE PERALATAN KEBERSIHAN 1 Set 84,000 84,000 61 PUZZLE TEMA BODY PARTS 1 Set 96,000 96,000 62 PUZZLE TRANSPORTASI 1 Set 96,000 96,000 63 PUZZLE KAYU HURUF KECIL 1 Set 240,000 240,000 64 PUZZLE KAYU HURUF BESAR 1 Set 240,000 240,000 65 PUZZLE KAYU ANGKA 1 Set 200,000 200,000 MEUBELAIR 66 MEJA ANAK 20 Set 936,000 18,720,000 67 KURSI ANAK 20 Set 360,000 7,200,000 68 RAK SEPATU 2 Set 3,600,000 7,200,000 69 RAK KABINET 1 Set 2,640,000 2,640,000 70 RAK BUKU 1 Set 1,920,000 1,920,000 71 RAK APE 2 Set 2,640,000 5,280,000 Total 68,144,000 Jual Alat Peraga Olahraga, Paket Alat Olahraga, Harga Alat Peraga Pendidikan, Daftar Harga Alat Peraga, Harga Paket Alat Peraga Pendidikan, alat peraga ipa biologi, distributor alat peraga pendidikan, alat peraga ipa daur ulang, jual alat laboratorium fisika, alat ipa smp. harga alat peraga ips smp, daftar harga alat peraga sd 2016, harga alat peraga ipa sd 2017, harga alat peraga matematika, harga alat peraga ips, harga alat peraga gerhana, harga alat peraga tata surya, alat peraga sekolah dasar, contoh alat peraga, macam alat peraga, makalah alat peraga, pengertian alat peraga, pengertian alat peraga matematika, alat peraga pembelajaran, perbedaan alat peraga dan media pembelajaran, alat peraga pendidikan, distributor alat peraga pendidikan
Caramembuat magnet dengan sentuhan. Cara membuat magnet paling sederhana adalah dengan menyentuhkan besi atau baja dengan magnet batang. Besi merupakan bahan yang akan dibuat menjadi magnet. Sementara magnet batang merupakan magnet permanen atau tetap. Ada dua cara sentuhan yang dapat dilakukan.
10 Contoh APE Dalam Indoor PAUD Sentra Main Peran āSarana bermain di dalam ruangan atau APE PAUD Indoor macamnya beragam jenis, bentuk, dan bahannya bisa sintetis atau alam. Untuk membantu mengembangkan 6 aspek perkembangan anak usia dini, dilakukan melalui kegiatan sensori motor, main peran dan main pembangunan. Alat bermain Anak Dalam Ruangan APE Indoor Berdasarkan 3 jenis kegiatan main, pembagian APE Dalam terbagi tiga macam yaitu, main sensorimotor, main peran, dan main pembangunan. Main sensorimotor adalah permainan yang memfungsikan kelima panca indera anak didik seperti perabaan, pengecapan, pendengaran, penglihatan, dan penciuman Main peran atau main simbolik adalah permainan yang meningkatkan kemampuan anak didik untuk berimajinasi, berinteraksi sosial dan mengekspresikan pengalamannya dalam main peran mikro dan makro Main pembangunan adalah permainan yang mendukung anak didik untuk mengembangkan dan mewujudkan gagasan/ide yang ada dalam pikirannya menjadi hasil karya Untuk contoh APE PAUD Indoor jenis main Main Peran atau Main Simbolik dapat dilihat pada contoh-contoh berikut ini 1. Nama APE Kostum Berbagai Profesi/ Pekerjaan Kostum berbagai profesi dan bahan pakaian serta asesoris seperti tas, sepatu, kalung atau bisa juga terdiri dari satu stel baju koki, baju pilot, baju polisi atau tentara, baju ilmuan, baju guru, dan baju profesi lainnya. APE sentra main peran yang berupa baju pekerjaan ini dapat mengembangkan Pengetahuan dan Keterampilan yaitu Interaksi sosial-emosional, Kemandirian, Pengenalan ukuran. 2. Nama APE Perkakas Pertukangan Anak APE alat pertukangan anak dapat digunakan sebagai alat main sentra dengan tema pekerjaan tukang. Ayah bunda dapat membuat sendiri dengan bahan yang mudah didapatkan di sekitar tentunya dengan bantuan anak-anak maupun dengan cara membelinya 1 set mainan pertukangan yang harganya berkisar Rp. saja update per 2018. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Pengenalan ukuran, Sensori motor, Koordinasi mata dan tangan, Sosial emosional. 3. Nama APE Boneka/ Boneka Jari Tangan Melalui boneka jari anak usia dini, seorang pendidik paud dapat mengajarkan pendidikan karakter kepada anak usia dini. Selain itu apabila boneka jari memiliki baju profesi maka dapat juga digunakan untuk mengenalkan macam-macam pekerjaan kepada anak usia dini. Ayah bunda dapat membuat sendiri boneka jari tangan untuk paud menggunakan kain flanel atau membelinya satu set harga berkisar 5 ribu hingga 70 ribu, tergantung motif dan bahan kain yang dipakai. Untuk Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan adalah -Motorik halus, Interaksi sosial emosional, -Imajinasi, Main peran mikro. 4. Nama APE Perkakas Berkebun Anak Ada banyak sekali manfaat berkebun bagi anak usia dini diantaranya yaitu melatih dan mengajarkan anak berkebun untuk merawat lingkungan tempat tinggalnya. Imaji dan kreatifitas anak, intelektual, koordinasi mata-tangan-kaki juga mendapat stimulasi melalui keceriaan anak saat melakukan permainan berkebun yang didukung APE menyenangkan ini. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Main peran mikro dan makro, Interaksi sosial emosional, Imajinasi. 5. Nama APE Balon Tepung Anak Kreatif Adonan Tepung Adonan yang terbuat dari tepung yang dicampur dengan bahan pewarna ini dapat menjadi adonan yang lembek dan mudah dibentuk menjadi bentuk hewan maupun tumbuhan yang lucu-lucu. Ayah bunda dapat membelinya seharga 10 ribu saja atau juga bisa membuatnya sendiri bersama anak didik. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Main peran mikro, Sensorimotor, Interaksi sosial emosional, Motorik halus, Imajinasi. 6. Nama APE Perkakas Masak-Masakan Anak Alat permainan masak masakan untuk anak perempuan dan bisa untuk laki-laki dapat menstimulus perkembangannya karena melakukan permainan yang penuh keceriaan menggunakan ape yang satu ini. Ayah bunda bisa membelinya di toko APE seharga 25 ribu saja untuk 1 dapur set seperti di samping. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Main peran mikro dan makro, Interaksi sosial emosional, Imajinasi. 7. Nama APE Papan Flanel Media pembelajaran papan flanel banyak kegunaannya, selain untuk mengenalkan pekerjaan kepada anak usia dini, penggunaan media papan flanel juga diguakan untuk mengenalkan nama hewan atau huruf alfabet dan hijaiyyah. Papan flanel sebagai media pembelajaran menurut para ahli sangat baik digunakan karena fleksibilitasnya yang tinggi dalam mendampingi anak belajar mudah dibentuk sesuai tema pembelajaran paud. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Main peran mikro, Sensorimotor, Interaksi sosial emosional, Motorik halus, Imajinasi. 8. Nama APE Kendaraan Dari Bahan Alam Salah satu bahan alam yang banyak kita jumpai adalah pisang, denga memanfaatkan bahan ini ayah bunda dapat membuat mobil mobilan dari pelepah pisang yang bagus dan pasti anak senang karena mereka berkreasi sendiri. Apabila di tempat ayah bunda banyak terdapat jeruk bali, gunakanlah kulitnya untuk membuat mobil mainan dari kulit jeruk bali. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Main peran mikro dan makro, Sensorimotor, Interaksi sosial emosional, Motorik halus, Imajinasi. 9. Nama APE Wayang Anak Kreatif Wayang yang dibuat bisa bermacam-macam seperti wayang buah, wayang binatang, maupun cerita lain yanf dituangkan ke dalam bentuk wayang. Kali ini kami berikan contoh penggunaan wayang yang bercerita tentang cerita di kotaku sehingga yang menjadi wayang adalah bangunan gedung, bus, sampah, dll āAyah bunda dapat menceritakan tetang kebersihan maupun dari sudut pandang yang lain. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Main peran mikro, Sensorimotor, Interaksi sosial emosional, Imajinasi 10. Nama APE Balok Masjid / Miniatur Tempat Ibadah Balok masjid dalah salah satu APE yang merupakan Mainan edukatif untuk menstimulan kreatifitas anak mencipta bentuk dan bangunan yaitu Masjid. Pengetahuan dan Keterampilan yang Dikembangkan -Main peran mikro, Sensorimotor, Interaksi sosial emosional, Imajinasi Dalam memilih mainan untuk anak usia dini, pilihlah alat main ape indoor sentra main peran yang dapat menstimulus tumbuh kembang anak, bisa menstimulasi anggota tubuhnya dan melatih koordinasi panca indera yang ada. Semoga bermanfaat dan share ya!
ContohRPPM Paud Kurikulum 2013 Tema Alam Semesta Semester 2. Penyusunan untuk Rencana program mingguan atau RPPM terlebih harus merujuk pada setiap keluasan muatan materi ajar pada Silabus Paud juga Program Semester Paud, mengenai beberapa indikator materi Kompetensi Dasar untuk suatu Tema Pokok, karena itu pendidik perlu memahami setiap isi
6 Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat berupa ⢠berbagai macam buku cerita ⢠ensiklopedia anak ⢠meja ⢠bantal baca ⢠alat gambarlukismencap ⢠alat pertukangan ⢠alat elektronik ⢠playdoughplastisin ⢠tanah liat ⢠alat eksperimen tumbuh-tumbuhan, batu-batuan, binatang ⢠pinset ⢠berbagai jenis botoltube ⢠corong air Bahan dan alat main yang disediakan pada sudut ini dapat berupa ⢠rak barang ⢠kartu huruf ⢠folder anak ⢠macam-macam gambar ⢠kartu kata ⢠kertas, alat tulis ⢠gambar seri ⢠karpet puzzle huruf ⢠karpet puzzle benda-benda 5. Sudut Kebudayaan Culture and Library Corner Di sudut ini anak-anak diperkenalkan mempelajari Geografi , Sejarah, iImu tentang tumbuh-tumbuhan dan iImu pengetahuan yang sederhana. Anak-anak belajar secara individual, kelompok, dan diskusi mengenai dunia sekitar mereka pada saat ini dan masa lalu. Pengenalan akan tumbuh-tumbuhan dan kehidupan binatang seperti juga pengalaman sederhana untuk mengetahui lebih jauh tentang ilmu pengetahuan alam. Selain itu, anak-anak pun diperkenalkan tentang masakan khas daerah melalui kegiatan memasak. Mengenal tumbuh-tumbuhan di sekitar. PEDOMAN PENGELOLAAN KELAS PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 15 7. Sentra Bahan Alam Sentra bahan alam kental dengan pengetahuan sains, matematika, dan seni. Sentra bahan alam diisi dengan berbagai bahan main yang berasal dari alam, seperti air, pasir, bebatuan, daun. Di sentra bahan alam anak memiliki kesempatan menggunakan bahan main dengan berbagai cara sesuai pikiran dan gagasan masing-masing dengan hasil yang berbeda. Gunakan bahan dan alat yang ada disekitar. Perhatikan keamanannya. Bahan dan alat yang digunakan harus bebas dari bahan beracun atau binatang kecil yang membahayakan. 8. Sentra Memasak Sentra memasak kaya dengan pengalaman unik bagi anak mengenal berbagai bahan makanan dan proses sain yang menyenangkan. Di sentra memasak anak belajar konsep matematika, sains, alam, dan sosial sehingga menunjang perkembangan kognitif, sosial-emosional, bahasa, motorik, dan juga seni, serta nilai agama. Model-model tersebut di atas merupakan hasil penelitian dan penerapan para pakar pendidikan anak usia dini yang berlangsung bertahun-tahun sebelum disosialisasikan lebih luas. Pengkajian oleh para ahli dilakukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas model-model tersebut mampu membantu anak dalam belajar. Setiap model model memiliki kekuatan dan keunggulan masing-masing. Oleh karena itu, apa pun model yang digunakan, anak bisa bermain nyaman, aman, dan berkembang kemampuan berpikir kritis, kreatif, dan perilaku baiknya. Penataan main di sentra bahan alam. 14 Alat dan bahan ⢠mainan untuk pasar-pasaran ⢠mainan untuk rumah-rumahan ⢠mainan untuk dokter-dokteran ⢠mainan untuk kegiatan pantai ⢠mainan untuk tukang-tukangan ⢠mainan untuk kegiatan nelayan ⢠mainan salon-salonan ⢠dll. 4. Sentra Imtaq Sentra Imtaq mengenalkan kehidupan beragama dengan keterampilan yang terkait dengan agama yang dianut anak. sentra Imtaq untuk satuan PAUD umum mengenalkan atribut berbagai agama, sikap menghormati agama. 5. Sentra Seni Sentra seni dapat dibagi dalam seni musik, seni tari, seni kriya, atau seni pahat. Penentuan sentra seni yang dikembangkan tergantung pada kemampuan satuan PAUD. Disarankan minimal ada dua kegiatan yang dikembangkan di sentra seni yakni seni musik dan seni kriya. Sentra seni mengembangkan kemampuan motorik halus, keselarasan gerak, nada, aspek sosial-emosional dan lainnya. 6. Sentra Persiapan
. szv9jqq6r8.pages.dev/544szv9jqq6r8.pages.dev/584szv9jqq6r8.pages.dev/958szv9jqq6r8.pages.dev/470szv9jqq6r8.pages.dev/966szv9jqq6r8.pages.dev/937szv9jqq6r8.pages.dev/124szv9jqq6r8.pages.dev/842szv9jqq6r8.pages.dev/768szv9jqq6r8.pages.dev/813szv9jqq6r8.pages.dev/776szv9jqq6r8.pages.dev/477szv9jqq6r8.pages.dev/953szv9jqq6r8.pages.dev/183szv9jqq6r8.pages.dev/515
alat peraga sentra bahan alam